Ketika Kehilangan Membuka Pintu Kegelapan: Makna Seorang Ibu dalam Bayangan Arwah
Kehilangan pasangan hidup dalam sebuah kecelakaan adalah luka yang menganga, meruntuhkan fondasi kehidupan yang telah dibangun. Bagi seorang wanita, duka itu diperparah dengan tantangan lain: menjembatani jurang yang terbentang antara dirinya dan putri tirinya yang beranjak remaja. Di tengah kepedihan bersama, komunikasi terasa buntu, upaya mendekat selalu membentur dinding kekecewaan, meninggalkan keduanya dalam kesendirian yang perih.
Sang putri remaja, terperangkap dalam pusaran kesedihan dan rasa kehilangan ganda—ayahnya dan ketiadaan sosok ibu kandung—melarikan diri ke dalam dunianya sendiri. Kesendirian ini menciptakan celah, sebuah ruang kosong yang tak disangka menarik perhatian entitas dari alam lain. Kerinduan yang mendalam akan bimbingan dan kasih sayang keibuan ternyata memiliki resonansi yang kuat bagi arwah gentayangan.
Sosok yang datang mengintai adalah Pontianak, arwah perempuan yang meninggal dalam kondisi tragis saat melahirkan. Terikat pada penderitaan dan hasrat yang belum terpenuhi, ia tertarik pada kerapuhan jiwa sang gadis, melihatnya sebagai kesempatan untuk mencari pengganti atas kehilangan yang dideritanya. Kehadirannya mulai terasa, bukan sebagai pelindung, melainkan sebagai bayangan gelap yang perlahan mengikat dan mengancam.
Sang wanita, yang mulanya hanya bergulat dengan kesulitan hubungan personal, kini dihadapkan pada ancaman yang jauh lebih besar dan nyata. Bahaya gaib ini memaksa dirinya untuk melupakan keraguan dan rasa frustrasi sebelumnya. Ini bukan lagi tentang mencoba menjadi teman atau figur pengganti biasa, tetapi tentang pertarungan hidup dan mati untuk jiwa putri tirinya.
Di sinilah, di ambang bahaya besar, ia harus menemukan kekuatan yang tersimpan dalam dirinya. Ancaman dari arwah yang haus ikatan itu menjadi ujian terberat tentang apa arti sebenarnya dari peran seorang pelindung dan pengasuh. Dia harus menunjukkan tekad dan keberanian seorang ‘Ibu’, bukan hanya dalam nama, tetapi dalam tindakan, sebelum bayangan gelap itu sepenuhnya merenggut sang remaja dari sisinya, selamanya. Perjalanan ini adalah pembuktian bahwa ikatan batin, meskipun diawali dengan kesulitan, bisa menjadi perisai terkuat menghadapi kegelapan.
