Hijab (2015) menyajikan sebuah komedi sosial yang mengangkat isu tentang perempuan Muslim modern, kemandirian finansial, dan dinamika rumah tangga. Cerita berpusat pada empat sahabat perempuan: Anin, Bia, Sari, dan Tata. Mereka semua adalah istri-istri dari pria mapan yang tergabung dalam sebuah komunitas hobi eksklusif. Meskipun hidup berkecukupan sebagai ibu rumah tangga, keempat sahabat ini merasa jenuh dan ingin memiliki penghasilan sendiri serta membuktikan kemandirian mereka.
Mereka memutuskan untuk memulai bisnis fashion hijab secara online, memanfaatkan tren busana Muslimah yang sedang berkembang. Bisnis mereka ternyata sukses besar, memberikan mereka kebebasan finansial dan kepuasan pribadi. Namun, kesuksesan ini justru menimbulkan masalah baru dalam rumah tangga masing-masing. Para suami, yang awalnya mendukung, mulai merasa tidak nyaman dengan kemandirian finansial istri mereka. Ego mereka terusik, dan muncul konflik terkait peran tradisional suami sebagai pencari nafkah utama. Hijab (2015) mengeksplorasi benturan antara tradisi dan modernitas dalam konteks keluarga Muslim urban.
Para suami mulai menunjukkan sikap posesif, cemburu, bahkan mencoba menghalangi bisnis istri mereka dengan berbagai cara. Keempat sahabat ini pun harus berjuang mempertahankan bisnis dan kemandirian mereka, sambil berusaha menjaga keharmonisan rumah tangga. Film ini menyoroti dinamika hubungan suami-istri, peran gender dalam masyarakat modern, pentingnya komunikasi dalam pernikahan, serta tantangan yang dihadapi perempuan dalam menyeimbangkan karir dan keluarga. Dengan gaya komedi ringan, narasi ini mengajak penonton merenungkan isu-isu relevan seputar pemberdayaan perempuan dalam bingkai keluarga Muslim kontemporer.