Film Guardians of the Galaxy Vol. 3 menjadi penutup trilogi yang emosional dan penuh aksi dari tim superhero antariksa kesayangan kita. Kali ini, marvel membawa kita menyelami masa lalu kelam Rocket, si rakun cerdas yang selalu menjadi jantung tim Guardians. Berlokasi di markas baru mereka di Knowhere, para Guardians dikejutkan oleh serangan mendadak Adam Warlock, prajurit Sovereign yang ambisius. Adam, yang diciptakan oleh High Priestess Ayesha, datang menuntut balas atas tindakan Guardians di masa lalu dan melukai Rocket parah.
Celakanya, luka Rocket tidak bisa disembuhkan dengan peralatan medis biasa. Sebuah kill switch tersembunyi di tubuhnya, produk eksperimen dari organisasi Orgocorp, menghalangi proses penyembuhan. Demi menyelamatkan nyawa sahabatnya, para Guardians memulai perjalanan berbahaya menuju markas Orgocorp untuk mencari kode penonaktif kill switch tersebut. Perjalanan ini membawa mereka mengungkap masa lalu Rocket yang traumatis dan melibatkan mereka dalam konfrontasi dengan High Evolutionary, sosok pencipta Rocket yang kejam.
Kisah masa lalu Rocket diceritakan melalui kilas balik yang mengharukan. Sebagai bayi rakun, Rocket menjadi subjek eksperimen mengerikan High Evolutionary. Bersama teman-teman senasibnya seperti Lylla si berang-berang, Teefs si walrus, dan Floor si kelinci, Rocket menjadi bagian dari Batch 89, kelompok hewan yang direkayasa genetika untuk menjadi “Humanimal”, makhluk humanoid sempurna untuk dunia ideal High Evolutionary, Counter-Earth. Kecerdasan Rocket yang luar biasa justru menjadi bumerang. High Evolutionary, yang merasa terancam dengan potensi Rocket, berniat mengambil otaknya dan memusnahkan Batch 89. Upaya penyelamatan Rocket berujung tragis dengan kematian Lylla dan teman-temannya, meninggalkan luka mendalam yang terus menghantuinya.
Kembali ke masa kini, Guardians dibantu oleh Gamora versi alternatif yang kini bergabung dengan Ravagers. Mereka berhasil menyusup ke Orgocorp, namun kode penonaktif kill switch telah dipindahkan oleh Theel, salah satu tangan kanan High Evolutionary, ke Counter-Earth. Petualangan membawa mereka ke Counter-Earth, planet buatan yang menjadi manifestasi dunia ideal High Evolutionary yang cacat. Di sana, mereka tidak hanya berhadapan dengan High Evolutionary dan pasukannya, tetapi juga dengan Ayesha dan Adam Warlock yang terus mengejar mereka.
Pertempuran sengit terjadi di Counter-Earth dan pesawat luar angkasa Arête milik High Evolutionary. Para Guardians harus berjuang menyelamatkan Rocket, menghadapi masa lalu kelamnya, dan melindungi anak-anak humanoid hasil eksperimen High Evolutionary yang tak berdosa. Film Guardians of the Galaxy Vol. 3 tidak hanya menyajikan aksi laga khas marvel yang memukau, tetapi juga menyentuh sisi emosional yang dalam. Persahabatan, pengorbanan, dan penerimaan diri menjadi tema sentral yang mewarnai perjalanan terakhir para Guardians versi ini. Di akhir cerita, tim Guardians mengalami perubahan formasi, membuka lembaran baru bagi masa depan mereka di marvel cinematic universe. Quill memutuskan untuk mencari jati dirinya di Bumi, sementara Rocket mengambil alih kepemimpinan tim Guardians yang baru. Sebuah akhir yang mengharukan sekaligus menjanjikan.