Girl Friday” mengajak kita menyelami kehidupan rumah tangga seorang pebisnis kaya raya bernama Fredie Ibasco (diperankan Jay Manalo). Fredie, meski sudah beristri, dikenal sebagai pria yang gemar bermain wanita. Sang istri, yang diperankan oleh Stephanie Raz, tidak terima posisinya terancam oleh para wanita simpanan suaminya.
Di sinilah Carmela (Jela Cuenca) dan Amor (Angeli Khang) hadir. Carmela, bisa jadi adalah salah satu wanita simpanan Fredie, sementara peran Amor masih menjadi misteri yang mengundang rasa penasaran. Istri Fredie, alih-alih marah dan meledak-ledak, memilih cara yang lebih strategis. Ia mencoba menyelamatkan pernikahannya dengan melakukan eksplorasi seksual bersama suaminya. Mungkin ia berharap dengan kembali membangkitkan gairah di ranjang, sang suami akan kembali fokus padanya dan melupakan wanita-wanita lain.
Namun, rencana ini justru berbalik menjadi bumerang. Entah apa yang terjadi, namun sang istri akhirnya terpaksa menyusun skema jahat. Skema seperti apa yang ia rancang? Siapa yang menjadi korban dalam permainan ini? Dan bagaimana peran Carmela dan Amor dalam intrik rumah tangga yang semakin panas ini? Semua pertanyaan ini akan terjawab saat Anda menyaksikan “Girl Friday”.
Girl Friday memang terasa sangat fokus pada aspek erotis dan visual para pemainnya. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa poster film ini mungkin lebih “berbicara” daripada isinya. Namun, jangan terburu-buru menilai “Girl Friday” sebagai tontonan yang hanya mengandalkan adegan-adegan panas semata.
Judul “Girl Friday” sendiri mengisyaratkan peran wanita dalam dinamika kekuasaan. “Girl Friday” merujuk pada asisten perempuan yang setia dan kompeten, namun seringkali posisinya berada di bawah bayang-bayang atasannya yang laki-laki. Dalam konteks film ini, menarik untuk melihat bagaimana Carmela dan Amor, sebagai wanita, memainkan peran mereka dalam dunia yang didominasi oleh laki-laki seperti Fredie.
Apakah film ini akan mengangkat isu feminisme dengan menampilkan perjuangan wanita untuk mendapatkan hak dan posisinya? Atau justru sebaliknya, menggambarkan wanita sebagai objek seksual yang terjebak dalam permainan kekuasaan laki-laki? Sentuhan tema politik juga bisa jadi hadir dalam penggambaran dunia bisnis Fredie yang penuh intrik dan persaingan.
Joel Lamangan sebagai sutradara, meskipun dikenal dengan film-film drama yang melodramatis, juga beberapa kali menyentuh isu-isu sosial dan politik dalam karyanya. Troy Espiritu sebagai penulis skenario, yang juga berdasarkan cerita dari Lamangan sendiri, mungkin akan memberikan sentuhan yang lebih dalam pada karakter dan plot film ini.