Ghibah mengangkat isu sosial yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, yaitu kebiasaan bergosip atau membicarakan keburukan orang lain (ghibah), namun dengan sentuhan supranatural yang mengerikan. Cerita berpusat pada sekelompok mahasiswi yang tinggal bersama di sebuah asrama atau kos-kosan, di antaranya Firda dan Yola. Mereka memiliki kebiasaan buruk untuk berkumpul dan membicarakan orang lain, mulai dari teman, dosen, hingga tetangga. Aktivitas ghibah ini menjadi semacam candu bagi mereka, memberikan kesenangan sesaat meskipun mereka sadar itu adalah perbuatan tercela.
Kehidupan mereka mulai berubah menjadi mimpi buruk ketika dosa ghibah mereka mulai mendatangkan konsekuensi supranatural yang mengerikan. Mereka mulai mengalami kejadian-kejadian aneh dan menakutkan. Yang paling parah, makanan yang mereka konsumsi tiba-tiba berubah menjadi daging busuk atau bangkai manusia, sesuai dengan penggambaran dosa ghibah dalam ajaran agama. Ghibah membangun teror melalui visual yang menjijikkan dan atmosfer yang mencekam. Firda dan teman-temannya menyadari bahwa mereka sedang menerima azab atas perbuatan mereka. Mereka harus berjuang untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut dan mencari cara untuk melepaskan diri dari kutukan mengerikan yang menimpa mereka. Film ini berfungsi sebagai pengingat keras tentang dampak negatif dari bergosip, baik secara sosial maupun spiritual, dikemas dalam balutan cerita supranatural yang bertujuan memberikan efek jera. Ghibah adalah sebuah pelajaran moral yang disampaikan melalui pengalaman yang membuat bulu kuduk berdiri.