Film semi filipina dengan judul Gamitan mengisahkan Cathy, seorang mahasiswi baru yang polos dan lugu, yang hatinya terpaut pada senior yang tampan dan populer, Nick, bintang basket kampus. Bagi Cathy, Nick adalah segalanya, perwujudan cinta pertama yang manis. Suatu hari, impiannya seolah jadi nyata ketika Nick mendekatinya, mengajaknya makan malam, dan dengan manis mengantarnya pulang. Satu kejadian mengantar ke kejadian lain di malam itu, hingga akhirnya Cathy menyerahkan keperawanannya pada Nick, percaya bahwa ini adalah awal dari kisah cinta mereka.
Namun, dunia Cathy runtuh seketika ketika ia mengetahui kebenaran yang menyakitkan. Nick ternyata hanya menjadikannya objek taruhan dengan teman-temannya. Begitu mendapatkan apa yang ia mau, Nick langsung mencampakannya tanpa penjelasan apa pun, meninggalkan Cathy dengan hati yang hancur dan rasa sakit yang mendalam. Rasa sakit itu perlahan berubah menjadi kobaran kebencian dan keinginan untuk membalas dendam.
Dalam film semi filipina Gamitan ini, kebencianlah yang mengambil alih kendali. Cathy merancang rencana balas dendam dan sasarannya adalah Louie, teman sekelasnya yang selama ini menyimpan perasaan padanya. Dengan sengaja, Cathy mulai menggoda Louie, menawarkan kesepakatan yang gelap dan menggoda. Ia akan tidur dengannya – memberikannya apa yang ia inginkan – jika Louie mau membantunya melancarkan balas dendam pada Nick.
Kesepakatan ini membuka babak baru yang penuh gairah, manipulasi, dan permainan emosi yang berbahaya. Film semi ini menggambarkan bagaimana Cathy memanfaatkan perasaan Louie demi kepuasan pribadinya, sementara Louie terjebak dalam dilema antara hasrat dan kesadaran bahwa dirinya hanya menjadi alat. Namun, permainan yang awalnya hanya untuk balas dendam itu segera lepas kendali. Hubungan Cathy dan Louie, yang didasari kesepakatan dingin, menjadi semakin rumit dan intens, menyeret mereka ke dalam pusaran masalah yang tak terduga. Dalam film semi Gamitan, intrik dan gairah berbalut adegan yang intens berujung pada konsekuensi yang mengerikan. Apa yang dimulai sebagai rencana balas dendam berbalut nafsu, harus berakhir dengan tragis, memperlihatkan harga mahal dari pengkhianatan dan dendam yang membabi buta.
