Ekskul (2006) adalah sebuah film drama psikologis remaja yang menimbulkan kontroversi saat perilisannya karena mengangkat tema kekerasan di sekolah dan perundungan (bullying) dengan cara yang cukup gamblang. Disutradarai oleh Nayato Fio Nuala, film ini berpusat pada Joshua (Ramon Y. Tungka), seorang siswa SMA yang pendiam, tertutup, dan sering menjadi korban perundungan oleh teman-temannya, terutama oleh kelompok yang dipimpin oleh Agni (Metha Yunatria). Tekanan terus-menerus, baik dari teman-teman sekolah maupun dari ayahnya yang keras (diperankan oleh Adjie Pangestu), membuat Joshua terakumulasi rasa frustrasi, amarah, dan depresi.
Puncak dari tekanan psikologis yang dialami Joshua terjadi ketika ia memutuskan untuk melakukan tindakan ekstrem sebagai bentuk balas dendam dan pelampiasan. Dengan membawa senjata api, Joshua menyandera beberapa siswa dan guru di dalam sebuah ruangan kelas, termasuk Agni dan beberapa pelaku perundungan lainnya, serta Sabina (Sheila Marcia Joseph), satu-satunya siswi yang pernah menunjukkan simpati padanya. Ekskul (2006) kemudian berfokus pada situasi penyanderaan yang menegangkan ini. Di dalam ruangan tersebut, Joshua meluapkan semua rasa sakit hati dan kemarahannya, memaksa para sandera untuk mengakui kesalahan mereka dan merasakan ketakutan yang selama ini ia rasakan.
Film Ekskul (2006) mencoba mengeksplorasi dampak destruktif dari perundungan dan kurangnya perhatian terhadap kesehatan mental remaja. Ia menggambarkan bagaimana seorang korban dapat berubah menjadi pelaku kekerasan ketika merasa tidak punya jalan keluar lain. Dialog-dialog antara Joshua dan para sandera mengungkap latar belakang masalah yang kompleks, termasuk dinamika keluarga yang disfungsional dan kegagalan sistem sekolah dalam melindungi siswanya. Meskipun bertujuan mengangkat isu sosial penting, film ini menuai kritik terkait penggambaran kekerasan dan potensi glorifikasi tindakan balas dendam. Terlepas dari kontroversinya, Ekskul (2006) berhasil memicu diskusi tentang isu perundungan di lingkungan pendidikan Indonesia pada masanya.