Kembali Merajut Asa dalam Kisah Dua Hati Biru
Empat tahun adalah waktu yang tak singkat. Bagi Bima dan Dara, empat tahun berlalu sejak babak awal kisah mereka dimulai, sebuah pernikahan di usia belia yang lahir dari situasi tak terduga. Kini, perjalanan kehidupan mereka berlanjut, menghadirkan realita baru yang tak kalah kompleks dalam Dua Hati Biru.
Setelah sekian lama terpisah, Dara memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Alasan utamanya adalah untuk menyatukan kembali kepingan keluarga kecilnya, berkumpul bersama Bima dan putra semata wayang mereka, Adam. Namun, kepulangan ini bukan tanpa rintangan. Berpisah sejak Adam lahir, Dara dihadapkan pada kenyataan bahwa ia harus membangun kembali jembatan komunikasi dan kasih sayang dengan sang buah hati yang kini sudah tumbuh dan terbiasa dengan rutinitas tanpa kehadiran penuhnya. Mendekatkan diri dengan Adam menjadi prioritas, sebuah tugas yang membutuhkan kesabaran dan pengertian mendalam.
Di sisi lain, hubungan antara Dara dan Bima sendiri pun masih menyimpan ganjalan. Pondasi pernikahan mereka yang unik sejak awal, ditambah dengan jarak dan waktu yang memisahkan, meninggalkan pekerjaan rumah besar dalam dinamika rumah tangga mereka. Berbagai masalah muncul, menguji kematangan dan komitmen keduanya sebagai pasangan. Upaya membangun kembali keintiman dan kepercayaan di antara mereka menjadi sama pentingnya dengan usaha Dara mendekatkan diri pada Adam.
Kisah dalam Dua Hati Biru merefleksikan perjuangan sebuah keluarga muda dalam menghadapi tantangan hidup, belajar menjadi orang tua, dan berusaha menjaga keutuhan hubungan di tengah badai masalah. Ini adalah potret jujur tentang bagaimana cinta, tanggung jawab, dan pengorbanan bercampur dalam proses pendewasaan.