Dalam “Doraemon the Movie: Nobita’s Earth Symphony,” kita kembali mengikuti petualangan seru Nobita dan teman-temannya, kali ini dengan sentuhan musik yang magis. Nobita, seperti biasa, kesulitan memainkanRecorder untuk Resital Musim Gugur di kelas. Ejekan dari Giant dan Suneo membuatnya frustasi dan iseng menggunakan alat Doraemon untuk menghapus musik dari keesokan hari. Namun, tindakannya justru menimbulkan kekacauan besar, membuat banyak orang kehilangan kemampuan bermusik. Doraemon segera memperbaiki keadaan ini dan menasihati Nobita untuk berlatihRecorder tanpa alat bantu.
Saat berlatih di tepi sungai, Nobita dan teman-temannya bertemu dengan Mikka, seorang gadis misterius yang mengajak mereka bermain musik bersama. Mikka mengundang mereka ke pesawat luar angkasa terapung, Grand Hall of Farre, dan memperkenalkan diri sebagai penduduk planet Mushka. Mikka menjelaskan bahwa mereka menunggu kelompok Virtuoso untuk menghidupkan kembali pesawat mereka dengan musik, yang disebut “farre”. Doraemon memberikan alat musik kepada semua orang: Giant dengan tuba, Suneo dengan biola, Shizuka dengan bongo, dan Nobita tetap denganRecorder-nya. Perjalanan mereka dipenuhi harmoni musik saat menghidupkan kembali Grand Hall, meskipun Nobita masih berjuang denganRecorder-nya.
Namun, sebuah entitas hitam misterius bernama Noise muncul, tertarik pada ketiadaan musik yang sempat Nobita ciptakan. Noise adalah ancaman yang menghancurkan planet Mushka karena larangan pertunjukan musik pribadi. Nobita menyadari bahwa tindakannya telah menarik Noise ke Bumi. Untuk menyelamatkan Bumi, mereka harus menggunakan Peluit Mushka. Sayangnya, peluit itu tidak lengkap, namun keunikan permainanRecorder Nobita justru melengkapi nada yang hilang. Dengan Grand Hall yang berfungsi penuh, mereka memainkan “Earth Symphony” ciptaan Chapek untuk melawan Noise. Pertempuran membawa mereka ke luar angkasa, di mana suara tidak dapat terdengar. Secara tak terduga, alat Doraemon mengubah ruang dan waktu, membuat parameter Bumi seperti kamar mandi Nobita, sehingga musik dapat terdengar di luar angkasa. Bersama, mereka berhasil mengalahkan Noise dan menyelamatkan Bumi. Nobita dan teman-temannya berpisah dengan Mikka dan penduduk Mushka, sementara Nobita kini mampu memainkanRecorder dengan lebih baik di Resital Musim Gugur.
“Doraemon the Movie: Nobita’s Earth Symphony” adalah sebuah persembahan animasi yang memukau dan menghangatkan hati, khas Doraemon, namun dengan sentuhan musikal yang segar dan inovatif. Film ini tidak hanya menyajikan petualangan seru khas Doraemon dengan gadget-gadget ajaibnya, tetapi juga merayakan kekuatan musik sebagai bahasa universal yang dapat mengharmonikan dunia.
Dari awal film, kita disuguhi dengan humor ringan khas Doraemon yang berasal dari kenakalan Nobita dan keajaiban alat-alat Doraemon. Masalah Nobita denganRecorder-nya terasa sangat relatable bagi banyak orang yang pernah merasa kesulitan dalam belajar musik atau hal baru. Pertemuan dengan Mikka dan petualangan di Grand Hall of Farre membawa elemen fantasi danSci-Fi yang memukau. Desain pesawat luar angkasa dan planet Mushka sangat kreatif dan penuh warna, memanjakan mata penonton dari segala usia.
Pesan moral dalam film ini juga sangat kuat. Film ini mengajarkan tentang pentingnya kerja sama, persahabatan, dan keberanian dalam menghadapi tantangan. Nobita, meskipun awalnya merasa tidak percaya diri dengan kemampuan musiknya, akhirnya menemukan perannya yang unik dan penting dalam menyelamatkan Bumi. Film ini juga memberikan apresiasi terhadap musik sebagai kekuatan positif yang dapat menyatukan dan menyelamatkan dunia dari kehancuran. “Earth Symphony” bukan sekadar judul, tetapi juga inti pesan yang ingin disampaikan film ini.