Terjebak dalam Pusaran Tumbal: Kisah Nadia di Ambang Kematian
Hidup seorang perempuan muda bernama Nadia mendadak terhenti di ujung tanduk. Bukan karena penyakit atau kecelakaan biasa, melainkan karena warisan kelam yang mengalir dalam darah keluarganya, sebuah perjanjian gaib yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri demi kekayaan sesaat. Pesugihan tersebut menuntut tumbal nyawa, yang celakanya, berasal dari lingkar keluarga inti setiap siklus sepuluh tahun.
Kengerian ini bukanlah hal baru bagi keluarga Nadia. Jejak kematian tragis telah ditorehkan dua kali sebelumnya. Tumbal pertama jatuh pada tahun 2002, merenggut nyawa ibu Nadia dengan cara yang mengenaskan, menjadi korban pertama dari pakta mengerikan ini. Sepuluh tahun berselang, pada tahun 2012, giliran kakak kandung Nadia yang bernama Yoga mengalami nasib serupa. Takdir kematian seolah berulang dengan presisi yang menakutkan.
Kini, sepuluh tahun setelah kematian kakaknya, pada tahun yang seharusnya membawa harapan baru, giliran Nadia yang menghadapi kenyataan pahit. Ia menyadari bahwa dirinya lah yang menjadi target selanjutnya dari perjanjian gelap ini. Bayang-bayang kematian yang merenggut ibu dan kakaknya kini mengintai dirinya, siap menariknya dalam pusaran takfir yang sama.
Di Ambang Kematian, begitulah kira-kira gambaran posisi Nadia saat ini. Dikelilingi oleh rahasia gelap keluarga yang mematikan, ia harus berjuang mati-matian untuk melepaskan diri dari ikatan gaib yang tidak ia buat, namun harus ia tanggung konsekuensinya. Kisah Nadia menjadi pengingat tragis tentang harga mahal dari ambisi yang salah arah dan bagaimana sebuah perjanjian terlarang bisa menghancurkan nyawa orang-orang terkasih secara beruntun. Perjuangan Nadia untuk bertahan menjadi inti dari narasi penuh ketegangan ini.