Carok (1985) adalah sebuah film drama aksi yang mengangkat tradisi kekerasan khas Madura, yaitu carok, sebagai latar belakang cerita utamanya. Disutradarai oleh Imam Tantowi dan dibintangi oleh Barry Prima sebagai pemeran utama bernama Jamal, film ini menggambarkan bagaimana harga diri, kehormatan keluarga, dan hukum adat dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan ekstrem demi memulihkan martabatnya. Cerita dimulai ketika Jamal, seorang pemuda Madura yang merantau, kembali ke kampung halamannya dan mendapati bahwa harga diri keluarganya telah tercoreng akibat perbuatan orang lain.
Inti dari Carok (1985) terletak pada dilema yang dihadapi Jamal. Di satu sisi, ia adalah orang yang cinta damai dan ingin menghindari pertumpahan darah. Namun, di sisi lain, tekanan adat dan tuntutan untuk memulihkan kehormatan keluarga memaksanya untuk mempertimbangkan carok, sebuah duel maut menggunakan celurit yang merupakan tradisi penyelesaian sengketa harga diri di Madura. Lawan yang harus dihadapinya bukanlah orang sembarangan, melainkan tokoh kuat dan disegani di desa tersebut, yang membuat posisi Jamal semakin sulit. Film ini tidak hanya menampilkan adegan aksi pertarungan celurit yang menegangkan, tetapi juga menggali aspek sosial dan budaya yang melingkupi tradisi carok.
Carok (1985) mencoba memberikan gambaran tentang bagaimana tradisi carok, meskipun dianggap brutal oleh masyarakat luar, memiliki akar yang dalam pada konsep harga diri (martabat) dalam budaya Madura. Film ini menyoroti konflik batin Jamal antara keinginan pribadi dan tuntutan tradisi, serta dampak sosial yang ditimbulkan oleh carok, seperti potensi balas dendam turun-temurun dan lingkaran kekerasan yang sulit diputus. Perjuangan Jamal bukan hanya soal pertarungan fisik, tetapi juga pertarungan melawan sistem nilai yang mengikatnya. Dengan latar belakang pedesaan Madura dan dialog yang khas, Carok (1985) menjadi salah satu representasi sinematik yang cukup dikenal mengenai fenomena sosial-budaya carok, dibalut dalam kemasan drama aksi yang populer pada masanya.
