Diadaptasi dari mahakarya sastra Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia (2019) membawa penonton kembali ke era kolonial Hindia Belanda pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Cerita berpusat pada Minke, seorang pemuda pribumi terpelajar yang memiliki kesempatan langka untuk menempuh pendidikan di sekolah HBS (Hogere Burgerschool) Surabaya, sekolah elit yang didominasi oleh orang-orang Belanda dan Indo. Minke adalah sosok yang cerdas, kritis, dan memiliki semangat kebangsaan yang mulai tumbuh di tengah sistem sosial yang penuh diskriminasi rasial dan ketidakadilan hukum pada masa itu. Ia sering menuliskan pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial di sekitarnya.
Kehidupan Minke mengalami perubahan besar ketika ia bertemu dan jatuh cinta pada Annelies Mellema, seorang gadis Indo-Belanda yang cantik dan lembut hati. Annelies adalah putri dari Nyai Ontosoroh, seorang perempuan pribumi yang menjadi gundik seorang pria Belanda bernama Herman Mellema. Nyai Ontosoroh adalah sosok perempuan yang luar biasa cerdas, mandiri, dan tegar, yang berhasil mengelola bisnis pertanian besar milik tuannya meskipun statusnya sebagai nyai membuatnya dipandang rendah. Hubungan Minke dan Annelies berkembang di tengah kompleksitas hukum kolonial dan prasangka sosial yang membedakan status antara pribumi, Indo, dan Eropa totok. Bumi Manusia (2019) adalah potret perjuangan cinta dan pencarian identitas di tengah belenggu kolonialisme.
Minke tidak hanya memperjuangkan cintanya pada Annelies, tetapi juga belajar banyak tentang kehidupan, kekuasaan, dan ketidakadilan dari Nyai Ontosoroh. Ia menyaksikan bagaimana hukum kolonial begitu timpang dan seringkali merugikan pihak pribumi dan Indo. Konflik memuncak ketika status hukum Annelies dan warisan keluarga Mellema dipersoalkan setelah kematian Herman Mellema. Minke, dengan dukungan Nyai Ontosoroh, berusaha melawan sistem hukum yang tidak adil tersebut menggunakan pengetahuannya dan kekuatan tulisan. Kisah ini adalah gambaran tentang pergulatan seorang intelektual muda pribumi dalam mencari keadilan, cinta, dan martabat bangsanya di bawah tekanan penjajahan.