Film “Brothers” menyajikan kisah dua saudara kandung, Moke dan J.D., yang terikat oleh darah tetapi terpisah oleh jalan hidup yang berbeda. Setelah keduanya melakukan perampokan gudang, hanya J.D. yang tertangkap dan harus mendekam di penjara. Di balik jeruji besi, J.D. bertemu dengan seorang petugas bernama Farful dan membuat kesepakatan yang berpotensi berbahaya.
Sementara itu, Moke berusaha menjalani kehidupan yang jujur. Ia bekerja di sebuah restoran, namun dipecat karena tidak mengungkapkan catatan kriminalnya. Situasi semakin rumit ketika istrinya hamil, menambah tekanan finansial yang besar.
Keadaan memanas ketika Farful mendatangi J.D. dan menuntut keberadaan zamrud curian. Merasa terancam, kedua saudara ini memutuskan untuk melakukan perjalanan darat untuk mencari zamrud tersebut. Perjalanan membawa mereka ke berbagai tempat, termasuk bertemu dengan Bethesda, seorang aktivis lingkungan yang dikenal J.D. secara online. Namun, pertemuan singkat dengan seekor orangutan perokok membuat mereka urung melanjutkan pencarian di sana.
Tak disangka, di sebuah hotel, mereka bertemu kembali dengan ibu mereka yang telah meninggalkan mereka 30 tahun lalu demi sebuah aksi perampokan. Sang ibu mengaku sedang sekarat dan menceritakan kisah tentang rekan kejahatannya, Glen, yang meninggal karena serangan jantung setelah menelan beberapa zamrud untuk menghindari polisi. Zamrud tersebut kini diperkirakan bernilai $4 juta. Mereka pun sepakat untuk melakukan “heist” terakhir demi mendapatkan zamrud yang terkubur bersama jasad Glen.
Namun, Officer Farful yang licik berhasil melacak J.D. melalui GPS yang dipasang di ponselnya. Ia mendatangi Bethesda dan mendapatkan informasi tentang keberadaan kedua bersaudara itu.
Bersama ibu mereka, Moke dan J.D. menggali jasad Glen dengan menggunakan ekskavator. Setelah berhasil mendapatkan zamrud, mereka dikejar oleh para pemain golf yang melihat aksi mereka. Ketegangan semakin meningkat ketika Moke mengetahui bahwa J.D. telah menyamar sebagai perwakilan dari “Biro Ketenagakerjaan dan Ketenagakerjaan” untuk membuatnya dipecat dari pekerjaannya. Perkelahian pun tak terhindarkan, sebelum akhirnya Farful datang dengan pistol dan menuntut zamrud. Sang ibu memanfaatkan situasi ini untuk melarikan diri dengan zamrud.
Kejar-kejaran yang kacau pun terjadi. Farful membawa Moke dan J.D. di dalam mobil, namun perkelahian di antara kedua bersaudara tersebut secara tidak sengaja membuat Farful pingsan. Sementara itu, sang ibu berhasil menjual zamrud tersebut dengan harga tinggi. Namun, Moke dan J.D. berhasil menemukannya dan menuntut bagian mereka.
Pertemuan mereka berujung di sebuah mal terbengkalai. Farful muncul dengan pistol dan berhasil merebut tas berisi uang. Namun, tanpa sepengetahuannya, J.D. telah memasang semprotan merica di dalam tas tersebut. Akibatnya, Farful panik dan menembak secara membabi buta hingga sebuah pohon Natal menimpa dirinya dan menyebabkan kematiannya.
Suara tembakan menarik perhatian polisi. Sang ibu mengambil pistol Farful dan menyuruh kedua putranya untuk melarikan diri, sambil mengakui bahwa ia sebenarnya tidak sekarat.
Di rumah Hakim Farful, Moke memberikan bagiannya dari uang hasil penjualan zamrud kepada sang hakim sebagai imbalan atas pistol milik Farful yang berisi sidik jari J.D., membersihkan nama adiknya.
Pada perayaan Thanksgiving, Moke berkumpul bersama keluarganya, termasuk J.D. yang mengungkapkan bahwa ia telah membuatkan rekening kepercayaan atas nama putri Moke senilai $2 juta.
Setahun kemudian, Moke dan J.D. mengunjungi ibu mereka di penjara. Sang ibu berkesempatan untuk bertemu dengan cucu perempuannya. Di luar penjara, J.D. membuka telapak tangannya dan menunjukkan dua buah zamrud, mengungkapkan bahwa sang ibu diam-diam menelan zamrud tersebut sebelum ditangkap.
Dalam narasi penutup, J.D. mengungkapkan bahwa sebenarnya ada tiga zamrud yang ditelan ibunya, dan ia menyimpan satu untuk dirinya sendiri.