Backstage menyelami dunia industri musik dari sudut pandang dua saudara perempuan dengan mimpi dan peran yang berbeda. Elsa dan Sandra adalah kakak beradik yang memiliki ikatan kuat namun juga menyimpan dinamika kompleks. Elsa memiliki suara emas dan bermimpi menjadi penyanyi terkenal, namun ia sangat pemalu dan tidak percaya diri untuk tampil di depan umum. Sebaliknya, Sandra, sang kakak, memiliki ambisi besar dan kepercayaan diri tinggi, namun tidak memiliki bakat menyanyi seperti adiknya. Melihat potensi Elsa, Sandra menyusun sebuah rencana: ia akan tampil di panggung sebagai penyanyi, namun menggunakan suara Elsa yang direkam sebelumnya (lip sync).
Rencana ini awalnya berjalan mulus. Sandra, dengan penampilan panggungnya yang memukau dan ‘suara’ Elsa yang merdu, berhasil meraih popularitas dengan cepat. Mereka menjadi sensasi baru di dunia musik. Namun, kesuksesan ini harus dibayar mahal. Elsa harus terus hidup dalam bayang-bayang kakaknya, menyembunyikan bakatnya yang sesungguhnya, sementara Sandra mulai terlena dengan ketenaran dan kebohongan yang mereka ciptakan. Backstage mengeksplorasi konflik batin yang dialami kedua saudara ini. Elsa mulai merasa tidak dihargai dan ingin diakui, sementara Sandra dihantui rasa bersalah dan ketakutan rahasia mereka terbongkar. Film ini menggali tema ambisi, pengorbanan, hubungan persaudaraan, dan tekanan dalam industri hiburan. Pertanyaan moral tentang kejujuran dan harga sebuah popularitas menjadi inti dari dilema mereka. Backstage adalah cerita tentang impian, kebohongan, dan pencarian jati diri di balik gemerlap panggung hiburan.