Ayat-Ayat Cinta (2008) adalah sebuah fenomena dalam perfilman Indonesia, sebuah drama romantis religi yang diadaptasi dari novel best-seller karya Habiburrahman El Shirazy. Film ini mengisahkan perjalanan Fahri bin Abdullah (Fedi Nuril), seorang mahasiswa Indonesia yang cerdas dan saleh, yang tengah menempuh studi S2 di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Kehidupan Fahri di Mesir tidak hanya diisi dengan kegiatan akademis, tetapi juga interaksi sosial yang kompleks dengan berbagai macam orang dari latar belakang budaya dan kebangsaan yang berbeda. Ia tinggal bertetangga dengan Maria Girgis (Carissa Putri), seorang Koptik Kristen yang diam-diam mengagumi kesantunan dan kebaikan Fahri, bahkan sampai mempelajari Islam karenanya.
Cerita Ayat-Ayat Cinta (2008) berkembang ketika Fahri mulai dihadapkan pada persoalan jodoh. Sebagai seorang Muslim yang taat, ia berusaha mencari pasangan hidup sesuai dengan ajaran agamanya. Beberapa perempuan mulai hadir dalam hidupnya dan menunjukkan ketertarikan. Selain Maria, ada Nurul (Melanie Putria), putri seorang kyai terpandang dari Indonesia yang juga kuliah di Kairo. Ada pula Noura Bahadur (Zaskia Adya Mecca), tetangga Fahri yang sering mengalami siksaan dari ayahnya dan melihat Fahri sebagai sosok penyelamat, namun perasaannya berkembang menjadi obsesi berbahaya. Di tengah interaksi dengan perempuan-perempuan ini, muncul Aisha Greco (Rianti Cartwright), seorang mahasiswi blasteran Jerman-Turki yang bercadar, cerdas, dan memiliki pemahaman agama yang mendalam. Pertemuan Fahri dengan Aisha melalui proses taaruf yang difasilitasi oleh pamannya membawa hubungan mereka ke jenjang pernikahan.
Namun, kebahagiaan pernikahan Fahri dan Aisha dalam Ayat-Ayat Cinta (2008) tidak berlangsung lama. Fitnah keji menimpa Fahri ketika Noura, didorong oleh rasa cemburu dan putus asa, menuduh Fahri telah memperkosanya. Tuduhan ini menyeret Fahri ke dalam pusaran hukum Mesir yang rumit dan mengancam masa depan serta reputasinya. Di sinilah kekuatan cinta, iman, dan kesetiaan diuji. Aisha berjuang keras membuktikan ketidakbersalahan suaminya, sementara Maria, meskipun berbeda keyakinan, memegang kunci penting yang dapat membebaskan Fahri. Film arahan Hanung Bramantyo ini berhasil memadukan unsur romansa, drama pengadilan, dan nilai-nilai Islam tentang kesabaran, keikhlasan, poligami (sebagai solusi dalam konteks cerita), dan hubungan antarumat beragama. Ayat-Ayat Cinta (2008) menjadi sangat populer karena menyajikan kisah cinta yang menyentuh dengan latar belakang budaya Islam yang kuat dan eksotis.
