Atas Nama Surga adalah sebuah narasi yang mendalami lika-liku hubungan, kehilangan, dan pencarian makna di tengah duka. Cerita ini mempertemukan Naya dan Attar dalam situasi yang tidak biasa, keduanya sama-sama baru saja kehilangan orang yang mereka cintai. Naya kehilangan tunangannya tepat sebelum hari pernikahan mereka, sementara Attar kehilangan istrinya yang meninggalkan luka mendalam. Pertemuan mereka terjadi di tengah suasana berkabung, di mana kesamaan nasib menciptakan sebuah ikatan rapuh namun instan di antara keduanya. Mereka menemukan pelipur lara dalam berbagi cerita tentang pasangan mereka yang telah tiada, mengenang masa lalu, dan mencoba memahami takdir yang terasa kejam.
Perjalanan Naya dan Attar dalam Atas Nama Surga adalah tentang proses penyembuhan yang rumit. Hubungan mereka berkembang dari sekadar teman berbagi duka menjadi sesuatu yang lebih dalam. Namun, bayang-bayang masa lalu dan rasa bersalah terus menghantui. Naya merasa sulit untuk membuka hati kembali setelah kehilangan yang begitu mendadak, sementara Attar terbebani oleh kenangan indah bersama mendiang istrinya. Film ini mengeksplorasi bagaimana dua jiwa yang terluka mencoba membangun kembali hidup mereka, mempertanyakan apakah mungkin untuk menemukan cinta baru tanpa merasa mengkhianati memori orang yang telah pergi. Konflik muncul ketika perasaan mulai tumbuh, menimbulkan dilema antara melangkah maju atau tetap terikat pada masa lalu. Atas Nama Surga juga menyentuh tema keikhlasan dan penerimaan takdir, bagaimana manusia berdamai dengan kehilangan yang tak terhindarkan. Ini adalah sebuah kisah tentang harapan yang tumbuh di tengah kepedihan, tentang menemukan kembali arti hidup dan cinta setelah melewati badai kesedihan.