Film “365 Days” atau dalam bahasa Polandia “365 Dni” adalah sebuah film thriller erotis yang menggebrak layar lebar pada tahun 2020. Disutradarai oleh Barbara Białowąs dan Tomasz Mandes, film ini diadaptasi dari novel pertama dalam trilogi karya Blanka Lipińska. Kisahnya berputar di sekitar Laura Biel, seorang wanita muda dari Warsawa yang terjebak dalam hubungan yang hampa. Hidupnya berubah drastis ketika ia bertemu dengan Massimo Torricelli, seorang pria Sisilia yang berkarisma namun misterius.
Massimo, yang ternyata adalah seorang bos mafia, menculik Laura dan memberinya waktu 365 hari untuk jatuh cinta padanya. Selama masa penculikan ini, Laura dihadapkan pada dunia Massimo yang penuh kemewahan, kekerasan, dan intrik mafia. Meskipun Massimo berjanji tidak akan menyentuhnya tanpa persetujuan, perilakunya tetap agresif dan mengintimidasi. Perlahan tapi pasti, di tengah ketegangan dan drama, benih-benih ketertarikan mulai tumbuh di antara mereka. Laura, yang awalnya ketakutan dan menentang, mulai merasakan daya pikat Massimo.
Hubungan mereka berkembang menjadi rollercoaster emosi, diwarnai dengan adegan-adegan panas dan konfrontasi yang menegangkan. Ketika Laura mencoba untuk memberontak dan mencari kebebasan, ia justru semakin terjerat dalam pesona Massimo. Konflik semakin memanas ketika ancaman dari keluarga mafia rival muncul, membahayakan keselamatan Laura. Di tengah badai masalah, Laura menyadari bahwa perasaannya pada Massimo telah berubah menjadi cinta yang nyata. Namun, kebahagiaan mereka terancam ketika sebuah insiden tragis terjadi, meninggalkan akhir cerita yang menggantung dan membuat penonton penasaran akan kelanjutannya.
“365 Days” adalah film yang fenomenal sekaligus kontroversial. Popularitasnya meledak secara global, terutama setelah dirilis di platform streaming. Film ini berhasil menduduki peringkat teratas tontonan di berbagai negara, bahkan mencatatkan rekor sebagai salah satu film yang paling lama bertahan di posisi puncak dalam sejarah platform tersebut di Amerika Serikat. Namun, di balik kesuksesan komersialnya, film ini menuai kritik pedas dari para kritikus film.
Banyak yang menilai “365 Days” sebagai salah satu film terburuk yang pernah dibuat. Kritik utama tertuju pada penggambaran hubungan yang dianggap problematik dan tidak sehat. Film ini dituduh mengagungkan perilaku mafia dan kekerasan seksual, serta meromantisasi Stockholm Syndrome. Adegan-adegan seks yang eksplisit dan terkadang bernada kekerasan juga menjadi sorotan tajam, memicu perbandingan dengan trilogi “Fifty Shades of Grey” yang juga kontroversial.
Meski demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa “365 Days” memiliki daya tarik tersendiri. Film ini berhasil memikat penonton dengan kombinasi antara drama romantis, thriller kriminal, dan erotisme yang kuat. Pesona Michele Morrone sebagai Massimo Torricelli juga menjadi salah satu daya tarik utama film ini. Banyak penonton yang terhanyut dalam fantasi hubungan bad boy mafia yang intens dan penuh gairah, meskipun alur cerita dan karakterisasinya dinilai lemah.
Secara keseluruhan, “365 Days” adalah sebuah film yang menghibur namun problematik. Jika Anda mencari tontonan yang ringan, penuh gairah, dan tidak terlalu memusingkan plot yang kompleks, film ini mungkin bisa menjadi pilihan. Namun, penting untuk menontonnya dengan pikiran kritis dan menyadari pesan-pesan yang mungkin kurang sehat yang terkandung di dalamnya. Terlepas dari segala kontroversinya, “365 Days” telah berhasil mencuri perhatian dunia dan membuktikan bahwa film erotis dengan bumbu drama kriminal masih memiliki tempat di hati penonton.
