Film “24 Jam Bersama Gaspar” membawa penonton ke dalam dunia kelam seorang detektif swasta yang dihantui masa lalu. Karakter utama, Gaspar, bukanlah detektif biasa; ia adalah sosok yang terhubung secara emosional dengan kasus yang sedang dihadapinya: misteri hilangnya Kirana, sahabat masa kecilnya yang tak pernah terlupakan.
Pencarian Kirana yang telah lama menghilang ini akhirnya membuahkan petunjuk, namun petunjuk itu mengarah pada kenyataan yang mengerikan. Gaspar menemukan jejak yang membawanya pada Wan Ali, seorang tokoh yang diketahui terlibat jauh dalam sindikat perdagangan manusia. Penemuan ini tidak hanya membuka luka lama, tetapi juga menyeret Gaspar ke dalam bahaya yang lebih besar dari yang ia bayangkan.
Di tengah upayanya menguak kebenaran di balik menghilangnya Kirana dan keterlibatan Wan Ali, Gaspar justru dihadapkan pada takdir yang menakutkan. Ia divonis, dalam pengertian yang paling harfiah, hanya memiliki sisa waktu 24 jam untuk hidup. Kenyataan pahit ini mengubah segalanya. Dengan maut di depan mata, Gaspar harus mengambil keputusan yang sangat drastis.
Dalam sisa waktu yang begitu sempit itu, Gaspar merancang sebuah rencana nekat: merampok sebuah toko emas. Rencana ini bukan sekadar tindakan putus asa semata, melainkan sebuah langkah yang krusial, kemungkinan besar terkait erat dengan pencarian Kirana dan upayanya untuk menghadapi Wan Ali sebelum ajalnya tiba. Untuk melancarkan aksinya, Gaspar pun mengumpulkan lima orang lainnya, membentuk tim yang akan menemaninya dalam misi terakhir yang penuh risiko ini.
“24 Jam Bersama Gaspar” menjanjikan sebuah narasi yang memacu adrenalin, di mana waktu menjadi musuh utama. Film ini menjelajahi tema keadilan personal, keputusasaan, dan batas-batas yang bisa dilanggar seseorang ketika dihadapkan pada akhir hayat sambil berpacu melawan sindikat keji. Dengan latar belakang 24 jam yang menentukan, petualangan Gaspar menjadi perlombaan melawan waktu yang mempertaruhkan segalanya.
Film “24 Jam Bersama Gaspar” membawa penonton ke dalam dunia kelam seorang detektif swasta yang dihantui masa lalu. Karakter utama, Gaspar, bukanlah detektif biasa; ia adalah sosok yang terhubung secara emosional dengan kasus yang sedang dihadapinya: misteri hilangnya Kirana, sahabat masa kecilnya yang tak pernah terlupakan.
Pencarian Kirana yang telah lama menghilang ini akhirnya membuahkan petunjuk, namun petunjuk itu mengarah pada kenyataan yang mengerikan. Gaspar menemukan jejak yang membawanya pada Wan Ali, seorang tokoh yang diketahui terlibat jauh dalam sindikat perdagangan manusia. Penemuan ini tidak hanya membuka luka lama, tetapi juga menyeret Gaspar ke dalam bahaya yang lebih besar dari yang ia bayangkan.
Di tengah upayanya menguak kebenaran di balik menghilangnya Kirana dan keterlibatan Wan Ali, Gaspar justru dihadapkan pada takdir yang menakutkan. Ia divonis, dalam pengertian yang paling harfiah, hanya memiliki sisa waktu 24 jam untuk hidup. Kenyataan pahit ini mengubah segalanya. Dengan maut di depan mata, Gaspar harus mengambil keputusan yang sangat drastis.
Dalam sisa waktu yang begitu sempit itu, Gaspar merancang sebuah rencana nekat: merampok sebuah toko emas. Rencana ini bukan sekadar tindakan putus asa semata, melainkan sebuah langkah yang krusial, kemungkinan besar terkait erat dengan pencarian Kirana dan upayanya untuk menghadapi Wan Ali sebelum ajalnya tiba. Untuk melancarkan aksinya, Gaspar pun mengumpulkan lima orang lainnya, membentuk tim yang akan menemaninya dalam misi terakhir yang penuh risiko ini.
“24 Jam Bersama Gaspar” menjanjikan sebuah narasi yang memacu adrenalin, di mana waktu menjadi musuh utama. Film ini menjelajahi tema keadilan personal, keputusasaan, dan batas-batas yang bisa dilanggar seseorang ketika dihadapkan pada akhir hayat sambil berpacu melawan sindikat keji. Dengan latar belakang 24 jam yang menentukan, petualangan Gaspar menjadi perlombaan melawan waktu yang mempertaruhkan segalanya.