Film 3 Doa 3 Cinta (2008) membawa penonton menyelami kehidupan tiga sahabat yang tumbuh bersama di sebuah pesantren di daerah Jawa Tengah yang terpencil. Huda (diperankan oleh Nicholas Saputra), Rian (Yoga Pratama), dan Syahid (Yoga Bagus) adalah tiga remaja dengan latar belakang dan pandangan hidup yang mulai menunjukkan perbedaan seiring mereka beranjak dewasa. Pesantren menjadi latar utama pembentukan karakter mereka, tempat mereka belajar agama, menjalin persaudaraan, sekaligus bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan eksistensial tentang masa depan dan pilihan hidup. Cerita ini tidak hanya fokus pada dinamika persahabatan mereka yang erat namun juga kompleks, tetapi juga menyoroti bagaimana lingkungan dan ajaran yang mereka terima membentuk cara pandang mereka terhadap dunia luar.
3 Doa 3 Cinta (2008) secara mendalam mengeksplorasi pergulatan batin Huda, seorang santri yang cerdas dan kritis, namun menyimpan keraguan dan keinginan untuk melihat dunia di luar tembok pesantren. Ia tertarik pada ilmu pengetahuan umum dan diam-diam mengagumi seorang penyanyi dangdut lokal, Dona Satelit (Dian Sastrowardoyo), yang mewakili kehidupan sekuler yang jauh dari kesehariannya. Di sisi lain, Rian adalah sosok yang lebih pragmatis dan berorientasi pada masa depan yang stabil, sementara Syahid menunjukkan kecenderungan yang lebih radikal dalam pemahaman agamanya, terpengaruh oleh ajaran garis keras yang mulai menyusup ke lingkungan mereka. Perbedaan pandangan ini mulai menciptakan gesekan di antara ketiganya, menguji ikatan persahabatan mereka.
Konflik utama dalam 3 Doa 3 Cinta (2008) muncul ketika ketiganya harus menentukan jalan hidup masing-masing setelah lulus dari pesantren. Huda berjuang antara melanjutkan pendidikan agama atau mengejar impian lain, Rian mencari pekerjaan untuk membantu keluarga, sedangkan Syahid semakin terlibat dalam kelompok ekstremis. Film arahan Nurman Hakim ini dengan berani menyentuh isu-isu sensitif seperti interpretasi ajaran agama, potensi radikalisme di kalangan pemuda, serta benturan antara tradisi dan modernitas. Lebih dari sekadar cerita persahabatan, 3 Doa 3 Cinta (2008) adalah sebuah refleksi tentang pencarian identitas, cinta, dan makna spiritualitas di tengah kompleksitas kehidupan sosial dan keagamaan di Indonesia kontemporer. Perjalanan ketiga tokoh utama ini menjadi cerminan dari beragam pilihan dan konsekuensi yang dihadapi generasi muda dalam menavigasi iman dan kehidupan.
