Merah Putih 2: Darah Garuda (2010) adalah film kedua dalam “Trilogi Merdeka”, melanjutkan kisah perjuangan kelompok kadet gerilyawan yang selamat dari film pertama. Disutradarai oleh Yadi Sugandi dan Conor Allyn, film ini mengambil latar waktu masih di sekitar tahun 1947-1948, di mana para pejuang kemerdekaan Indonesia terus bergerilya melawan agresi militer Belanda. Kelompok yang dipimpin oleh Amir (Lukman Sardi) kini mendapatkan misi baru yang sangat berbahaya dan krusial bagi perjuangan Republik.
Dalam Merah Putih 2: Darah Garuda (2010), Amir, Tomas (Donny Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu Wikana), dan Marius (Darius Sinathrya) ditugaskan untuk menyusup ke wilayah yang dikuasai Belanda dan meledakkan sebuah fasilitas vital musuh, kemungkinan sebuah lapangan terbang atau depot logistik, untuk menghambat gerak maju pasukan Belanda. Misi ini jauh lebih berbahaya dari sebelumnya dan membutuhkan perencanaan matang serta keberanian luar biasa. Di tengah menjalankan misi ini, mereka juga bertemu dengan karakter-karakter baru, termasuk pejuang perempuan tangguh bernama Senja (Rahayu Saraswati) dan seorang perwira Belanda yang kejam bernama Van Mook atau karakter serupa yang menjadi antagonis utama.
Film ini menampilkan skala aksi yang lebih besar dibandingkan film pertamanya, dengan lebih banyak adegan pertempuran, penyusupan, dan ledakan. Merah Putih 2: Darah Garuda (2010) juga semakin mendalami dinamika hubungan antar karakter utama. Persahabatan mereka diuji oleh bahaya yang terus mengintai, perbedaan pendapat dalam strategi, serta luka batin akibat kehilangan rekan seperjuangan. Loyalitas dan pengorbanan menjadi tema sentral. Film ini terus mengobarkan semangat nasionalisme dan menunjukkan ketangguhan para pejuang Indonesia dalam menghadapi musuh yang lebih superior secara persenjataan, mengandalkan taktik gerilya, keberanian, dan kecintaan pada tanah air. Judul “Darah Garuda” menyimbolkan pengorbanan darah para pejuang demi lambang negara.