Satu Hari Nanti adalah sebuah film drama romantis yang mengeksplorasi kompleksitas hubungan, impian, dan realitas kehidupan empat anak muda Indonesia yang tinggal dan belajar di Swiss. Cerita berpusat pada Bima (Deva Mahenra), seorang musisi berbakat namun kesulitan menyelesaikan tesisnya, dan Alya (Adinia Wirasti), pacar Bima yang ambisius dan fokus pada karirnya sebagai pembuat cokelat. Mereka tinggal bersama di sebuah apartemen di Interlaken. Hubungan mereka mulai renggang karena perbedaan prioritas dan tekanan hidup di negeri orang.
Di tengah kegelisahan hubungan mereka, hadir dua sahabat mereka: Din (Ringgo Agus Rahman), seorang pemandu wisata yang ceria namun menyimpan kerapuhan, dan Chorina (Ayushita Nugraha), istri Din yang juga teman dekat Alya, yang diam-diam merasa tidak bahagia dalam pernikahannya. Keempatnya sering menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita dan masalah. Namun, kedekatan ini justru memicu perselingkuhan yang rumit. Bima yang merasa tidak dipahami Alya, menemukan kenyamanan pada Chorina. Sementara Alya, yang merasa Bima tidak dewasa, mulai tertarik pada Din yang selalu bisa membuatnya tertawa.
Perselingkuhan ini menguji batas-batas cinta, persahabatan, dan kesetiaan di antara mereka. Mereka harus menghadapi konsekuensi dari pilihan mereka, mempertanyakan kembali impian dan tujuan hidup mereka di Swiss, serta makna hubungan yang sebenarnya mereka cari. Disutradarai oleh Salman Aristo, Satu Hari Nanti menyajikan potret hubungan dewasa yang kompleks dengan latar belakang keindahan negara Swiss. Film ini tidak menghakimi karakternya, melainkan mengeksplorasi kerapuhan manusiawi, pencarian kebahagiaan, dan kesalahan yang bisa terjadi dalam hubungan. Penampilan kuat dari keempat aktor utamanya—Deva Mahenra, Adinia Wirasti, Ringgo Agus Rahman, dan Ayushita—menjadi tulang punggung film ini, menampilkan emosi yang jujur dan dialog-dialog yang natural. Film ini adalah sebuah refleksi tentang cinta, pengkhianatan, dan harapan di persimpangan jalan kehidupan.