Ayat-Ayat Cinta 2 (2017) melanjutkan kisah Fahri bin Abdillah beberapa tahun setelah peristiwa dalam film pertama. Kini Fahri tinggal di Edinburgh, Skotlandia, bekerja sebagai dosen terhormat di University of Edinburgh. Kehidupannya tampak mapan, namun ia menyimpan kesedihan mendalam karena kehilangan Aisha, istrinya, yang menghilang tanpa jejak saat menjadi sukarelawan di Jalur Gaza. Fahri menjalani hari-harinya dengan kesendirian, dihantui kenangan akan Aisha, sambil berusaha tetap tegar dan menjadi representasi Muslim yang baik di lingkungan barunya.
Kehidupan Fahri di Edinburgh tidaklah sepi dari tantangan. Ia hidup bertetangga dengan Keira, seorang pemain biola berbakat yang sangat membenci Fahri karena menganggapnya sebagai teroris. Prasangka Keira dipicu oleh Islamofobia dan trauma pribadi. Selain itu, Fahri juga berinteraksi dengan berbagai karakter lain, seperti Hulya, sepupu Aisha yang ceria dan memiliki darah Turki-Jerman, yang diam-diam menaruh hati padanya; Nenek Catarina, tetangga Yahudi yang bersimpati padanya; serta Sabina, seorang perempuan misterius bercadar yang bekerja sebagai asisten rumah tangga Fahri dan memiliki masa lalu kelam. Ayat-Ayat Cinta 2 (2017) mengeksplorasi kehidupan Fahri di tengah keragaman budaya dan agama, serta konflik personal yang dihadapinya.
Fahri terus berusaha menyebarkan citra Islam yang damai melalui sikap dan tindakannya, menghadapi prasangka dan tuduhan dengan kesabaran. Di tengah usahanya itu, ia dihadapkan pada dilema perasaan antara kesetiaannya pada Aisha yang hilang dan kehadiran perempuan-perempuan lain dalam hidupnya, terutama Hulya yang menawarkan cinta baru. Konflik semakin memuncak ketika muncul petunjuk tentang keberadaan Aisha dan rahasia di balik sosok Sabina mulai terungkap. Fahri harus membuat pilihan-pilihan sulit terkait masa depannya, sambil terus berpegang pada prinsip-prinsip keimanannya. Ini adalah kisah tentang kesetiaan, kehilangan, prasangka antaragama, dan pencarian cinta sejati di tengah cobaan hidup.