A: Aku, Benci & Cinta (2017) mengeksplorasi dinamika hubungan unik antara dua remaja SMA, Alvaro dan Anggia. Alvaro adalah ketua OSIS yang populer, pintar, namun cenderung kaku dan menyebalkan di mata Anggia. Sebaliknya, Anggia adalah wakil ketua OSIS yang ceria, blak-blakan, dan seringkali beradu argumen dengan Alvaro karena perbedaan pandangan dan sifat mereka yang bertolak belakang. Hubungan mereka diwarnai persaingan dan kebencian, terutama karena Anggia merasa Alvaro selalu menghalangi ide-idenya dan bersikap sok kuasa. Mereka terjebak dalam situasi canggung namun lucu, di mana setiap interaksi selalu dipenuhi perdebatan sengit dan saling ejek.
Namun, di balik kebencian yang tampak di permukaan, tersembunyi perasaan lain yang mulai tumbuh tanpa mereka sadari. Intensitas pertemuan dan keharusan untuk bekerja sama dalam kegiatan OSIS membuat mereka perlahan melihat sisi lain dari diri masing-masing. Alvaro yang dingin ternyata memiliki perhatian tersembunyi, sementara Anggia yang tampak cuek memiliki kepekaan tersendiri. Situasi menjadi semakin rumit ketika muncul orang ketiga, Alex, teman masa kecil Anggia yang kembali hadir dan menaruh perhatian padanya. Kehadiran Alex membuat Alvaro merasa terusik dan mulai mempertanyakan perasaannya sendiri terhadap Anggia. A: Aku, Benci & Cinta (2017) menggambarkan perjalanan emosi remaja dari benci menjadi benih-benih suka.
Cerita ini menyoroti bagaimana persepsi awal seringkali bisa salah dan bagaimana hubungan yang dimulai dari konflik justru bisa berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam. Anggia pun dihadapkan pada pilihan antara Alex yang nyaman dan Alvaro yang membingungkan namun mulai mengisi pikirannya. Konflik internal, kesalahpahaman, dan momen-momen tak terduga mewarnai hubungan mereka. Kisah ini membawa penonton menyelami gejolak emosi masa remaja, persahabatan, persaingan, dan proses rumit dalam memahami perasaan cinta yang seringkali datang dengan cara yang tidak terduga. Perjalanan Alvaro dan Anggia adalah tentang menemukan cinta di tempat yang paling tidak mungkin, di tengah kebencian dan perbedaan.
