Generasi Micin vs Kevin (2018) adalah sebuah komedi satir yang menyoroti fenomena dan stereotip yang sering dilekatkan pada generasi muda masa kini, yang kerap disebut sebagai “Generasi Micin”. Cerita berpusat pada Kevin, seorang remaja dari keluarga kaya yang merasa kesal dengan stereotip negatif tersebut. Ia merasa bahwa generasi seusianya tidak seburuk yang dicitrakan – tidak hanya peduli pada media sosial, makanan instan, dan hal-hal dangkal lainnya. Untuk membuktikan bahwa generasinya juga memiliki potensi dan kepedulian, Kevin memutuskan untuk melakukan sesuatu yang besar.
Bersama teman-teman dekatnya, Johanna, Bonbon, dan Dimas, Kevin merencanakan sebuah aksi nekat: mengikuti kompetisi sains tingkat nasional. Mereka ingin menunjukkan bahwa “Generasi Micin” juga bisa berprestasi dan memiliki ide-ide cemerlang. Namun, persiapan mereka menuju kompetisi penuh dengan kekonyolan dan tantangan khas remaja. Mereka harus menghadapi keraguan dari orang tua, guru, teman-teman sekolah lain yang meremehkan, serta dinamika persahabatan mereka sendiri yang kadang naik turun. Generasi Micin vs Kevin (2018) menggunakan humor untuk mengkritik stereotip sekaligus merayakan potensi generasi muda.
Di tengah usaha mereka mempersiapkan proyek sains, mereka juga terlibat dalam berbagai situasi lucu yang menggambarkan kebiasaan dan tren generasi Z, seperti kecanduan gadget, drama percintaan remaja, dan tekanan untuk eksis di media sosial. Kevin, sebagai tokoh sentral, harus belajar menjadi pemimpin yang baik bagi timnya, mengatasi egonya sendiri, dan membuktikan bahwa motivasinya bukan sekadar untuk melawan stereotip, tetapi juga untuk mencapai sesuatu yang bermakna. Film ini mencoba memberikan pandangan yang lebih berimbang tentang generasi muda, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, melalui kacamata komedi.
