Alas Pati: Hutan Mati (2018) mengikuti petualangan lima sahabat, Raya, Jessy, Rendy, Vega, dan Dito, yang memiliki hobi membuat video bertema petualangan ekstrem untuk diunggah ke media sosial demi popularitas. Kali ini, mereka memilih lokasi yang sangat menantang dan berbahaya: sebuah hutan terlarang yang dikenal dengan sebutan Alas Pati atau “Hutan Mati”. Konon, siapa pun yang memasuki hutan tersebut dengan niat buruk atau melanggar pantangan akan mengalami nasib sial atau bahkan tidak bisa kembali. Didorong oleh ambisi untuk mendapatkan video yang viral, mereka mengabaikan peringatan dan legenda seram yang menyelimuti hutan tersebut.
Setibanya di Alas Pati, mereka segera memulai pengambilan gambar, mencari spot-spot yang dianggap paling menyeramkan dan angker. Awalnya, semua berjalan sesuai rencana, namun suasana mulai berubah ketika mereka menemukan sebuah area dengan deretan mayat yang diawetkan secara alami, tergantung di pohon-pohon, sesuai dengan legenda setempat tentang cara pemakaman unik di hutan itu. Bukannya merasa takut dan segera pergi, keserakahan akan konten membuat mereka melakukan tindakan tidak terpuji: mengambil salah satu mayat untuk dijadikan properti video mereka. Tindakan inilah yang menjadi pemicu teror yang sesungguhnya dalam Alas Pati: Hutan Mati (2018).
Setelah tindakan nekat tersebut, serangkaian kejadian aneh dan mengerikan mulai menghantui mereka satu per satu. Mereka tersesat, dikejar oleh sosok-sosok gaib penjaga hutan, dan dihantui oleh arwah yang merasa terusik. Persahabatan mereka retak di bawah tekanan rasa takut dan saling menyalahkan. Perjalanan yang tadinya bertujuan mencari sensasi berubah menjadi perjuangan putus asa untuk bertahan hidup dan keluar dari hutan terkutuk itu. Mereka harus menghadapi konsekuensi dari kesombongan dan ketidak hormatan mereka terhadap alam dan tradisi setempat. Kisah ini menjadi peringatan tentang bahaya obsesi pada popularitas digital dan pentingnya menghormati tempat-tempat keramat.
