Cinta Itu Buta (2019) adalah sebuah remake dari film Filipina berjudul “Kita Kita”, yang mengisahkan tentang pertemuan tak terduga antara dua orang Indonesia yang tinggal di Busan, Korea Selatan, di tengah situasi sulit. Diah adalah seorang pemandu wisata yang ceria dan penuh semangat. Hidupnya terasa sempurna dengan pekerjaan yang ia sukai dan seorang tunangan tampan. Namun, dunianya runtuh ketika ia tiba-tiba kehilangan penglihatannya karena stres setelah memergoki tunangannya berselingkuh. Kehilangan penglihatan membuat Diah terpuruk dalam kesedihan dan keputusasaan, mengisolasi diri di apartemennya.
Di tengah kegelapannya, muncul Nik, seorang pemuda Indonesia yang juga tinggal di lingkungan yang sama. Nik adalah sosok yang baik hati, humoris, namun tampak sedikit kikuk. Ia dengan sabar dan tulus mendekati Diah, berusaha menghiburnya dan membantunya menjalani hari-hari dalam kebutaannya. Awalnya Diah menolak kehadiran Nik, namun perlahan-lahan ketulusan dan humor Nik berhasil meluluhkan hatinya. Nik membawa Diah menjelajahi kembali keindahan Busan melalui cara pandang yang berbeda, mengandalkan indra selain penglihatan. Hubungan mereka pun semakin erat, dan Diah mulai menemukan kembali kebahagiaan dan cinta di tempat yang tak terduga. Cinta Itu Buta (2019) mengeksplorasi makna cinta sejati yang melampaui penampilan fisik.
Namun, seiring tumbuhnya perasaan Diah terhadap Nik, ia tidak menyadari sebuah rahasia yang disimpan oleh Nik. Kisah cinta mereka yang mulai bersemi diwarnai oleh pertanyaan tentang ketulusan dan masa lalu. Film ini memainkan kontras antara kegelapan fisik yang dialami Diah dengan terang harapan yang dibawa oleh Nik. Pemandangan kota Busan menjadi latar yang indah bagi perkembangan hubungan mereka. Narasi ini mengajak penonton merenungkan bahwa cinta sejati dapat tumbuh dari hati, bukan hanya dari pandangan mata, dan bagaimana seseorang bisa menemukan cahaya dalam kegelapan melalui kehadiran orang lain yang tulus.