Kisah dalam Tarung Sarung berpusat pada Deni, seorang pemuda kaya raya asal Jakarta yang terbiasa hidup dalam kemewahan dan bertindak semaunya. Sikapnya yang arogan dan kurang bertanggung jawab seringkali membawanya ke dalam masalah. Puncaknya, sebuah insiden membuatnya harus ‘diasingkan’ oleh keluarganya ke Makassar, Sulawesi Selatan, dengan harapan lingkungan baru dapat mengubah perilakunya. Di tanah Bugis-Makassar yang asing baginya, Deni awalnya merasa kesulitan beradaptasi. Budaya, bahasa, dan kebiasaan masyarakat setempat sangat berbeda dengan kehidupannya di ibu kota. Namun, pertemuannya dengan Tenri, seorang gadis lokal yang tangguh dan memegang teguh adat istiadat, perlahan membuka matanya. Tenri tidak terkesan dengan kekayaan atau latar belakang Deni, justru sikap Tenri yang apa adanya membuat Deni tertarik. Melalui Tenri dan lingkungan barunya, Deni mulai mengenal nilai-nilai kehidupan yang berbeda, termasuk tradisi lokal yang unik. Salah satu tradisi yang menarik perhatiannya adalah Sigajang Laleng Lipa, sebuah ritual pertarungan dalam sarung yang sarat makna filosofis tentang kehormatan, keberanian, dan penyelesaian konflik. Ketertarikan Deni pada tradisi ini membawanya pada sebuah perjalanan pembelajaran diri. Ia tidak hanya belajar teknik bertarung, tetapi juga memahami makna di baliknya. Proses ini menjadi metafora bagi pertarungan internal Deni sendiri dalam melawan keangkuhan dan menemukan jati dirinya yang sesungguhnya. Konflik muncul ketika Deni harus berhadapan dengan Sanrego, seorang pemuda lokal yang disegani dan juga memiliki perasaan terhadap Tenri. Persaingan di antara keduanya tidak hanya memperebutkan hati Tenri, tetapi juga menjadi ujian bagi Deni untuk membuktikan perubahan dirinya dan penghormatannya terhadap budaya setempat. Tarung Sarung bukan hanya sekadar menampilkan aksi pertarungan fisik, tetapi lebih dalam mengeksplorasi transformasi karakter, perbenturan budaya, dan pentingnya menghargai tradisi serta menemukan akar identitas diri di tempat yang tak terduga. Perjalanan Deni di Makassar menjadi sebuah proses pendewasaan yang penuh tantangan dan pembelajaran berharga.
