Penyalin Cahaya adalah sebuah karya sinematik penting yang mengangkat isu sensitif kekerasan seksual di lingkungan kampus dengan pendekatan investigatif yang kuat. Cerita berpusat pada Suryani (Sur), seorang mahasiswi cerdas dan berprestasi yang mengelola website teater kampus. Harapannya untuk mendapatkan beasiswa terancam pupus ketika foto-foto dirinya dalam keadaan mabuk saat pesta kemenangan teater tersebar luas secara daring.
Masalahnya, Sur sama sekali tidak ingat apa yang terjadi pada malam pesta itu setelah ia minum-minum; ia hanya tahu ia terbangun keesokan harinya dalam kondisi kacau. Merasa ada yang janggal dan yakin bahwa dirinya telah menjadi korban sesuatu yang lebih buruk, Sur memutuskan untuk mencari kebenaran.
Dengan bantuan sahabatnya, Amin, yang bekerja sebagai tukang fotokopi di kampus, Sur memulai investigasi mandiri untuk merekonstruksi kejadian malam itu. Mereka menggunakan keahlian Amin dalam ‘menyalin cahaya’ (memindai dan merestorasi data digital) untuk mencari petunjuk dari ponsel, laptop, dan rekaman CCTV yang berhasil mereka dapatkan secara diam-diam. Penyelidikan mereka perlahan mengarah pada dugaan adanya tindakan pembiusan dan pelecehan seksual.
Namun, upaya mereka untuk mengungkap kebenaran tidaklah mudah. Mereka harus berhadapan dengan pihak-pihak berkuasa di kampus yang berusaha menutupi kasus ini demi menjaga reputasi institusi dan melindungi pelaku yang diduga berasal dari kalangan elit kampus. Penyalin Cahaya dengan berani menyoroti budaya impunitas, penyalahgunaan kekuasaan, dan sulitnya korban kekerasan seksual mendapatkan keadilan. Perjuangan Sur menjadi representasi keberanian penyintas melawan sistem.
