Balada Sepasang Kekasih Gila menyajikan sebuah kisah cinta yang tidak biasa, unik, dan mungkin menyentuh, antara dua individu yang dianggap ‘berbeda’ oleh masyarakat. Cerita berfokus pada Djarot dan Lastri, dua orang dengan kondisi gangguan jiwa yang bertemu dan menemukan kenyamanan serta koneksi satu sama lain di tengah keterasingan mereka. Djarot mungkin memiliki dunianya sendiri, penuh imajinasi atau delusi, sementara Lastri mungkin bergulat dengan emosi yang tidak stabil atau cara pandang yang berbeda terhadap realitas. Pertemuan mereka terjadi di lingkungan yang mungkin tidak terduga, bisa jadi di sebuah panti rehabilitasi atau di jalanan.
Hubungan antara Djarot dan Lastri berkembang dengan cara mereka sendiri, terlepas dari norma sosial atau pandangan orang lain. Mereka menemukan pengertian dan penerimaan dalam diri pasangan, sesuatu yang mungkin sulit mereka dapatkan dari dunia luar. Balada Sepasang Kekasih Gila mengeksplorasi cinta dalam bentuknya yang paling murni dan tanpa syarat, di antara dua jiwa yang dianggap ‘tidak sempurna’. Film ini kemungkinan besar akan menyoroti bagaimana masyarakat memandang dan memperlakukan orang dengan gangguan jiwa, serta stigma yang melekat pada mereka. Perjalanan Djarot dan Lastri adalah tentang mencari kebahagiaan dan ruang mereka sendiri di dunia yang seringkali tidak ramah. Mungkin ada tantangan dari luar, seperti upaya untuk memisahkan mereka atau ketidakpercayaan dari lingkungan sekitar. Namun, inti ceritanya adalah kekuatan ikatan cinta mereka yang tulus, yang menjadi sumber kekuatan bagi keduanya. Balada Sepasang Kekasih Gila adalah sebuah ode untuk cinta yang melampaui batasan kewarasan dan ekspektasi sosial.