AUM! membawa penonton kembali ke era Reformasi 1998 di Indonesia, sebuah periode penuh gejolak sosial dan politik. Film ini menyajikan perspektif unik dengan menggabungkan elemen dokumenter arsip nyata dengan narasi fiksi, menciptakan sebuah cerita yang terasa otentik namun tetap dramatis. Fokus utama adalah pada dua aktivis muda, Satriya dan Adam, yang memiliki idealisme tinggi untuk memperjuangkan perubahan dan keadilan di tengah rezim Orde Baru yang represif. Mereka terlibat dalam gerakan mahasiswa bawah tanah, menyuarakan kritik terhadap pemerintah melalui berbagai cara, mulai dari diskusi rahasia hingga aksi demonstrasi.
Di sisi lain, ada Purnomo, seorang perwira militer yang ambisius dan bertugas untuk mengawasi serta meredam gejolak sosial yang terjadi. Pertemuan atau persinggungan antara dunia aktivis dan dunia militer ini menjadi inti dari ketegangan dalam AUM!. Film ini mengeksplorasi bahaya dan dilema yang dihadapi para aktivis pada masa itu: ancaman penangkapan, penyiksaan, dan penghilangan paksa. Satriya dan Adam harus bergerak hati-hati, penuh curiga terhadap kemungkinan adanya penyusup atau pengkhianat di antara mereka. AUM! tidak hanya menggambarkan semangat perlawanan, tetapi juga menyoroti kompleksitas situasi politik saat itu, di mana batas antara kawan dan lawan seringkali kabur. Penggunaan rekaman arsip nyata menambah kedalaman dan realisme pada cerita, mengingatkan penonton pada peristiwa-peristiwa penting yang membentuk sejarah Indonesia modern. AUM! adalah sebuah potret berani tentang perjuangan, idealisme, dan pengorbanan di salah satu babak paling krusial dalam sejarah bangsa.