Diadaptasi dari serial televisi legendaris tahun 2000-an, Mumun (2022) membawa kembali teror ikonik pocong Mumun ke layar lebar dengan nuansa yang lebih modern namun tetap mempertahankan elemen horor-komedi khasnya. Cerita dimulai dengan tragedi kematian Mumun, seorang gadis cantik yang dicintai banyak orang di desanya, termasuk kekasihnya Juned dan pengagum rahasianya, Husein.
Mumun meninggal dunia secara mendadak sebelum sempat menikah dengan Juned. Saat prosesi pemakaman, terjadi sebuah kelalaian fatal: tali pocong Mumun lupa dilepaskan oleh Babe Husein, sang penggali kubur (yang juga ayah Husein). Kesalahan ini, menurut kepercayaan mistis, menyebabkan arwah Mumun tidak tenang dan gentayangan dalam wujud pocong untuk meminta agar talinya dilepaskan.
Kemunculan pocong Mumun sontak meneror seluruh penduduk desa. Namun, berbeda dengan pocong pada umumnya yang hanya menakuti, pocong Mumun memiliki ciri khas: matanya hijau menyala dan ia tidak hanya menakuti tetapi juga membawa pesan atau bahkan mencari keadilan atas kematiannya yang mungkin tidak wajar.
Juned, yang masih berduka atas kepergian Mumun, merasa bertanggung jawab untuk menenangkan arwah kekasihnya. Bersama Husein, yang menyimpan rasa bersalah dan mungkin rahasia lain, serta warga desa yang ketakutan, mereka mencoba mencari cara untuk melepaskan tali pocong Mumun dan menghentikan terornya. Mumun memadukan unsur seram dari penampakan pocong dengan elemen komedi yang timbul dari kepanikan warga, membangkitkan nostalgia sambil memperkenalkan legenda urban ini ke generasi baru.
