Merindu Cahaya De Amstel adalah sebuah kisah perjalanan spiritual dan pencarian cinta yang berlatar di Eropa, khususnya di Amsterdam, Belanda. Cerita mengikuti seorang gadis asal Belanda bernama Marien Veenhoven (yang kemudian dikenal sebagai Khadija Veenhoven setelah memeluk Islam). Marien awalnya menjalani kehidupan khas Eropa yang bebas, namun ia merasa ada kekosongan dalam jiwanya.
Sebuah pengalaman mendekati kematian membawanya pada pencarian makna hidup yang lebih dalam, yang akhirnya menuntunnya untuk mengenal dan memeluk agama Islam. Perjalanannya menjadi mualaf tidaklah mudah. Ia harus menghadapi tantangan dari lingkungan sekitar, termasuk keluarganya sendiri yang mungkin tidak memahami keputusannya.
Di tengah proses adaptasinya sebagai seorang Muslimah di Eropa, Khadija bertemu dengan Nico, seorang fotografer dan mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh studi di Belanda. Pertemuan mereka terjadi di sekitar kanal-kanal indah Amsterdam (De Amstel). Nico terpesona oleh keteguhan iman dan kebaikan hati Khadija. Kedekatan pun terjalin di antara mereka, diwarnai dengan diskusi tentang budaya, keyakinan, dan pandangan hidup yang berbeda namun saling melengkapi.
Namun, hubungan mereka diuji oleh berbagai faktor, termasuk perbedaan latar belakang budaya dan mungkin kehadiran orang lain dari masa lalu Nico atau Khadija. Merindu Cahaya De Amstel mengeksplorasi tema hidayah, pencarian jati diri melalui keyakinan, toleransi antarbudaya, dan cinta yang tumbuh dalam bingkai keimanan. Perjalanan Khadija sebagai seorang mualaf menjadi inti cerita, menunjukkan perjuangan dan keindahan dalam menemukan cahaya spiritual di tempat yang tak terduga.
