Hayya 2: Hope, Dream and Reality melanjutkan kisah Rahmat, seorang jurnalis kemanusiaan, dan Hayya, seorang anak yatim piatu dari Palestina yang sebelumnya ia temui. Setelah kejadian di film pertama, Rahmat kini telah menikah dengan Yasna dan mencoba membangun kehidupan baru. Namun, masa lalu dan panggilan jiwanya sebagai pekerja kemanusiaan terus menghantuinya. Di sisi lain, Hayya, yang kini tinggal di sebuah panti asuhan di Indonesia, masih menyimpan trauma mendalam akibat konflik di negaranya dan merindukan sosok Rahmat yang ia anggap sebagai ayah.
Cerita Hayya 2: Hope, Dream and Reality berkembang ketika Hayya memutuskan untuk kabur dari panti asuhan dengan tujuan mencari Rahmat dan berharap bisa kembali ke Palestina untuk menemukan ibunya, meskipun kemungkinan itu sangat kecil. Pencarian Hayya ini membawa Rahmat kembali ke dalam pusaran dilema antara kehidupan pribadinya yang baru dan tanggung jawab moralnya terhadap Hayya serta isu kemanusiaan yang lebih besar. Film ini mengeksplorasi dampak psikologis konflik berkepanjangan pada anak-anak, perjuangan para pekerja kemanusiaan, dan kompleksitas hubungan antarmanusia yang terjalin karena tragedi. Rahmat harus menghadapi kenyataan pahit (‘Reality’) sambil mencoba menjaga harapan (‘Hope’) dan mimpi (‘Dream’) Hayya tetap hidup. Hayya 2: Hope, Dream and Reality adalah sebuah narasi yang menyentuh tentang kemanusiaan, harapan di tengah keputusasaan, dan ikatan emosional yang melampaui batas negara dan budaya.
