Film “Everybody Loves Touda” membawa penonton menyelami kehidupan Touda, seorang wanita yang memiliki satu impian besar yang menggerakkan seluruh hidupnya: menjadi seorang Sheikha. Di Maroko, Sheikha adalah penampil tradisional yang dikenal karena kekuatan lirik-liriknya, mengambil inspirasi dari para penyair wanita tangguh di masa lalu. Lagu-lagu mereka sering kali mengandung pesan perlawanan, ekspresi cinta yang mendalam, dan semangat emansipasi wanita.
Saat ini, Touda menghabiskan malam-malamnya tampil di bar-bar kecil di daerah provinsi. Di sana, dia berhadapan dengan tatapan penuh hasrat para pria yang menjadi audiensnya, sebuah realitas yang kontras dengan kedalaman seni yang diimpikannya. Lingkungan ini menjadi pendorong kuat bagi Touda untuk membuat perubahan besar dalam hidupnya.
Touda punya rencana yang jelas. Dia bertekad untuk meninggalkan kota kecil provinsi tempatnya berada dan mengarahkan pandangannya ke Casablanca, kota besar dengan gemerlap cahaya yang menjanjikan harapan baru. Kepindahan ini bukan sekadar mencari panggung yang lebih besar, tetapi juga sebuah langkah strategis demi masa depan.
Di Casablanca, Touda berharap mendapatkan pengakuan yang layak sebagai seniman sejati, seorang Sheikha yang dihormati karena bakat dan pesannya. Lebih dari sekadar ambisi pribadi, tujuan utamanya adalah mengamankan masa depan yang lebih baik dan stabil bagi dirinya sendiri dan juga putra semata wayangnya. Perjalanan Touda ke kota metropolitan ini kemungkinan akan mengeksplorasi perjuangannya menavigasi lingkungan baru yang penuh tantangan, sambil tetap memegang teguh identitas dan impian seninya. Film “Everybody Loves Touda” tampaknya akan menampilkan potret ketahanan seorang wanita dalam mengejar mimpinya dan membangun kehidupan yang lebih baik melalui kekuatan seni tradisional.
