Film September Says menghadirkan kisah yang intens tentang hubungan dua saudari, September dan July. Sejak kecil, ikatan mereka begitu kuat, nyaris eksklusif. Mereka berbagi bahasa rahasia, membangun dunia kecil yang hanya dimengerti oleh diri mereka sendiri, sambil menjaga jarak dari dunia luar dan orang-orang di dalamnya, termasuk ibu mereka.
Dunia mereka yang insular terguncang ketika September diskors dari sekolah. Peristiwa ini memaksa sang ibu mengambil keputusan drastis: membawa kedua putrinya pindah sementara ke sebuah rumah terpencil di pesisir Irlandia. Jauh dari keramaian kota dan lingkungan yang biasa mereka kenal, lokasi yang sunyi dan terisolasi itu justru menjadi wadah yang memperkuat sekaligus menguji dinamika rumit antara September dan July.
Di tengah kesunyian pesisir, ikatan saudari ini mengambil giliran yang mencekam. Kendali September atas July, yang selama ini sudah terasa kuat, kini mulai berubah menjadi sesuatu yang lebih gelap dan menindas. Sifat September yang dominan dan manipulatif semakin menonjol di lingkungan terpencil ini, mendorong interaksi mereka ke arah yang semakin ‘sadistik’, meski terselubung dalam nuansa kedekatan.
July, yang selama ini mungkin secara pasif menerima dominasi kakaknya, mulai merasakan gejolak perlawanan. Keterasingan di rumah pesisir itu, ditambah dengan intensitas kendali September yang kian meningkat, memicu keinginan July untuk menemukan ruang dan identitasnya sendiri, terlepas dari bayang-bayang kakaknya. September Says dengan cermat menggambarkan perjuangan halus namun penuh tekanan July untuk melepaskan diri dari cengkeraman emosional September, mengubah rumah terpencil mereka menjadi medan pertempuran psikologis yang senyap, di mana batasan antara cinta, ketergantungan, dan kekuasaan menjadi kabur. Film ini mengeksplorasi kedalaman hubungan saudari yang bisa menjadi sumber kekuatan sekaligus jebakan emosional.
