Melanjutkan kisah dari film sebelumnya, Ne Zha dan Ao Bing selamat setelah dihajar petir surga bersama, namun tubuh fisik mereka hancur. Untuk mencegah jiwa mereka lenyap, Master Taiyi Zhenren menguras Teratai Suci Tujuh Warna miliknya untuk meregenerasi tubuh fisik mereka, meskipun tubuh baru ini masih rapuh.
Sementara itu, Ao Guang, Raja Naga Laut Timur dan ayah Ao Bing, mengira putranya telah tewas. Ia memerintahkan Master Shen Gongbao untuk menyerang Gerbang Chentang dengan mengerahkan iblis-iblis yang dipenjara di bawah istananya, bersama dengan tiga Raja Naga dari Laut lainnya. Ao Bing mencoba mempertahankan Gerbang Chentang, namun tubuh barunya hancur akibat upaya tersebut.
Sebuah gencatan senjata kemudian disepakati: Ne Zha dan Ao Bing akan berbagi tubuh Ne Zha selama tujuh hari. Selama periode ini, mereka harus menyelesaikan tiga ujian untuk menjadi xian (abadi) dan memenangkan ramuan yang dapat memulihkan Teratai Suci dan menciptakan tubuh baru untuk Ao Bing. Jika berhasil, pasukan Ao Guang akan mundur. Ujian-ujian ini ditetapkan oleh Abadi Wuliang, pemimpin sekte Chan surgawi, dan diawasi oleh murid-murid Wuliang. Misi dalam ujian ini biasanya dilakukan oleh pemburu iblis sekte tersebut.
Ne Zha meminum pil tidur agar sifat iblisnya tersembunyi selama ujian, memungkinkan Ao Bing mengendalikan sepenuhnya tubuh mereka sementara waktu. Bersama-sama, Ne Zha dan Ao Bing berhasil menyelesaikan dua ujian pertama: mengalahkan desa iblis marmot dan seorang master yang melatih iblis untuk persiapan ujian xian.
Di sisi lain, Ao Guang menugaskan Shen Gongbao menjaga Gerbang Chentang. Shen Gongbao sempat bertemu kembali dengan adik laki-lakinya, Shen Xiaobao. Xiaobao kemudian menyaksikan ujian kedua Ne Zha, di mana master yang merupakan patriark keluarga Shen, ditangkap secara brutal oleh pasukan sekte tersebut. Xiaobao kembali dan memberitahu Gongbao tentang pengepungan dan penjarahan desa keluarga mereka oleh sekte, sebelum akhirnya meninggal akibat luka yang diderita saat mencoba melindungi ayah mereka.
Sebelum berangkat untuk ujian ketiganya, Ne Zha diberi tahu bahwa Gerbang Chentang, tempat orang tuanya ikut bertahan, telah musnah. Ia menemukan helm ibunya di antara puing-puing kota. Merasa marah, Ne Zha menyelesaikan ujian ketiga tanpa bantuan Ao Bing, mengalahkan monster batu, Shi Ji, dan berhasil menjadi xian serta mendapatkan ramuan. Setelah Taiyi memulihkan Teratai Suci dengan ramuan tersebut dan meregenerasi tubuh Ao Bing, Ne Zha meninggalkan mereka untuk bergabung dengan pasukan Wuliang dalam menjebak naga-naga dalam kuali raksasanya yang akan digunakan untuk menempa naga dan iblis yang menyerang Gerbang Chentang menjadi ramuan. Namun, tiga raja naga lainnya berbalik melawan Ao Guang.
Li Jing dan Nyonya Yin tiba di kuali tanpa terluka bersama Ao Bing dan Taiyi untuk menjelaskan kebenarannya. Mereka mengonfirmasi bahwa Wuliang-lah yang memerintahkan serangan mendadak di Gerbang Chentang, bukan Shen Gongbao. Shen menyimpulkan pengkhianatan para raja naga dan keterlibatan mereka dalam serangan itu, di mana mereka membantai penduduk kota dan menjebak Ao Guang atas serangan tersebut untuk menghancurkan naga dan memastikan dominasi sekte surgawi. Shen mengungkapkan bahwa ia sempat membuat Li dan Yin membeku sementara untuk memastikan kelangsungan hidup mereka dan bertahan sampai akhir untuk membela kota.
Kedua belah pihak bertempur hingga Wuliang melemparkan kelompok Ne Zha ke dalam kuali. Saat panas kuali meningkat, semakin banyak makhluk yang berubah menjadi ramuan, termasuk Nyonya Yin. Ne Zha yang berduka menyerap api samadhi kuali, mengeraskan tubuh barunya. Bersama para naga dan iblis, Ne Zha dan Ao Bing menghancurkan kuali dan memaksa pasukan surgawi mundur. Setelah kejadian itu, Ao Guang memimpin naga yang tersisa bersembunyi di laut, kecuali Ao Bing, yang tetap tinggal untuk membantu Ne Zha mengungkap sifat asli Wuliang.
Dalam adegan mid-credit, Wuliang menuju penjara rahasia untuk bernegosiasi dengan Shen Gongbao dan ayah Shen, Zhengdao, yang ditawan, berharap bisa merekrut mereka. Namun, ia malah terjebak setelah mengutuk seorang sipir untuk tidur karena mengejek luka-lukanya. Kakak-kakak xian Ne Zha yang lebih tua, Jinzha dan Muzha, dipanggil untuk bertemu Wuliang, tetapi tidak dapat menemukannya saat mereka tiba.
