“Rich Flu” menawarkan premis yang mengerikan dan relevan dengan kondisi sosial saat ini: sebuah penyakit aneh mulai menjangkiti orang-orang terkaya di dunia. Dimulai dari para miliarder, kemudian merambah ke jutawan, penyakit ini seolah memiliki target yang jelas, yaitu kekayaan. Lebih mengerikannya lagi, satu-satunya cara untuk menghindari kematian akibat penyakit ini adalah dengan melepaskan aset kekayaan yang dimiliki.
Film ini mengeksplorasi kekacauan dan kepanikan yang terjadi ketika realita ini mulai menghantam dunia. Para miliarder yang biasanya dipuja dan dihormati tiba-tiba menjadi buronan, berusaha keras untuk menyembunyikan kekayaan mereka atau dengan putus asa menyumbangkannya demi menyelamatkan diri. Efek domino pun tak terhindarkan. Saat penyakit ini mulai mengincar para jutawan, ketakutan dan kecurigaan meluas ke seluruh lapisan masyarakat.
“Rich Flu” mempertanyakan nilai kekayaan dalam menghadapi maut. Ketika uang dan aset tidak lagi memberikan perlindungan, apa yang tersisa? Film ini menggali lebih dalam ke sifat manusia ketika dihadapkan pada ketakutan eksistensial. Kita menyaksikan keserakahan, pengkhianatan, dan upaya putus asa untuk bertahan hidup, bahkan dengan mengorbankan orang lain. Di sisi lain, ada juga momen-momen altruisme dan solidaritas, ketika beberapa orang memilih untuk berbagi dan membantu sesama.
Film ini juga menyinggung isu-isu sosial yang relevan seperti kesenjangan ekonomi, ketidakadilan sistemik, dan konsekuensi dari mengejar kekayaan dengan segala cara. Penyakit “Rich Flu” menjadi metafora yang kuat untuk menggambarkan bagaimana ketidakseimbangan kekayaan dapat merusak masyarakat. Pertanyaan utamanya adalah: apakah kita akan belajar dari krisis ini, atau kita akan kembali ke cara lama kita ketika ancaman itu mereda?
“Rich Flu” menawarkan narasi dystopian yang menegangkan dan provokatif. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan makna kekayaan, nilai kehidupan, dan tanggung jawab moral kita terhadap sesama. Dengan premis yang unik dan relevan, “Rich Flu” berpotensi menjadi refleksi sosial yang kuat di era ketidakpastian ini.