Film horor psikologis yang mencekam, “The Exorcism (2024)”, menggali kedalaman kegelapan yang dihadapi seorang aktor saat pembuatan film horor supranatural. Film ini bukan hanya tentang hantu atau iblis secara langsung, melainkan juga tentang perjuangan batin yang tumpang tindih dengan kemungkinan adanya kekuatan jahat yang nyata. Inti cerita berpusat pada seorang aktor yang terpuruk, proses syuting yang mengerikan, dan hubungan pelik dengan putrinya yang terasing.
Karakter utama film “The Exorcism (2024)” adalah seorang aktor yang masa lalunya kelam, ditandai oleh perjuangan panjang melawan kecanduan. Perannya dalam film horor tentang eksorsisme dilihat sebagai kesempatan emas untuk kembali ke dunia akting setelah sekian lama vakum atau terpuruk, namun justru membuka luka lama dan, yang lebih mengkhawatirkan, pintu ke entitas yang lebih gelap. Saat syuting film horor yang intens ini berlangsung, sang aktor mulai menunjukkan perilaku yang semakin tidak menentu. Dia menarik diri dari orang-orang di sekitarnya, mudah marah tanpa alasan jelas, dan terkadang terlihat seolah-olah ada sesuatu yang asing yang mengendalikannya, jauh dari karakter yang seharusnya ia perankan.
Awalnya, kru film dan sutradara mungkin menganggap perilakunya yang aneh sebagai bagian dari metode akting yang mendalam dan profesional, atau bahkan kembalinya kebiasaan buruknya di masa lalu yang terkait dengan kecanduan. Namun, insiden aneh mulai terjadi di lokasi syuting yang membuat semua orang merinding. Benda-benda bergerak sendiri secara misterius, suara-suara tak jelas terdengar dari sudut-sudut gelap, dan suasana di lokasi syuting menjadi semakin mencekam, menciptakan aura horor yang terasa nyata, bukan sekadar buatan film. Perubahan pada sang aktor menjadi lebih dari sekadar kesulitan dalam bekerja; itu mulai terlihat seperti sesuatu yang supernatural dan mengancam jiwa. Film dalam film ini, yang seharusnya hanya fiksi dan hiburan, tampaknya mulai memengaruhi kenyataan di sekitarnya dan merasuki pikiran serta fisik sang aktor.
Di sinilah putrinya yang terasing masuk ke dalam cerita. Setelah bertahun-tahun hubungan yang tegang dan penuh luka akibat masalah kecanduan ayahnya di masa lalu, sang putri datang untuk menjenguk atau memeriksa keadaan ayahnya. Dia melihat ayahnya dalam keadaan yang sangat mengkhawatirkan, jauh dari ayahnya yang ia kenal, bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun. Insting pertamanya adalah bahwa ayahnya kembali terjerumus ke dalam jurang kecanduannya di masa lalu, sebuah kemungkinan yang menghancurkan. Sebagai seseorang yang telah menyaksikan kehancuran yang dibawa oleh kecanduan, sang putri merasa takut dan frustrasi melihat kondisi ayahnya. Namun, semakin dia menghabiskan waktu di lokasi syuting dan bersama ayahnya, berbicara dengan kru atau mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, semakin dia menyadari bahwa ada sesuatu lain yang terjadi, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan masalah mental atau kecanduan.
Sang putri pun mulai menyelidiki secara diam-diam. Apakah ini hanya delusi yang dipicu oleh stres ekstrem dan potensi kambuhnya kecanduan yang parah? Atau apakah peran yang dimainkan ayahnya dalam film horor tentang eksorsisme itu benar-benar telah menarik perhatian entitas jahat dari dunia lain, entitas yang kini berusaha menguasai ayahnya? Film ini dengan cerdik memainkan keraguan ini, membuat penonton ikut bertanya-tanya bersama sang putri, membedakan antara gejala kecanduan yang parah dan tanda-tanda kesurupan demonis yang mengerikan. Gejala-gejala yang ditunjukkan sang aktor mirip dengan kedua kondisi tersebut, menciptakan kebingungan dan ketegangan yang terus meningkat. Konfrontasi pun tak terhindarkan, saat sang putri harus membuat pilihan yang sulit: antara mencoba menyelamatkan ayahnya dari dirinya sendiri dan masa lalu kelamnya, atau dari kekuatan yang jauh lebih kuno, jahat, dan sulit untuk dilawan.
“The Exorcism (2024)” menjanjikan perpaduan horor supranatural yang klasik dengan drama karakter yang mendalam dan menyentuh. Ini adalah kisah tentang penebusan yang sulit, ketakutan yang merayap, dan ikatan keluarga yang sedang diuji hingga batas terakhirnya oleh kekuatan yang sulit dipahami dan mengancam eksistensi. Film ini mengajak kita merenungkan di mana batas antara kegelapan batin manusia yang muncul akibat trauma dan kecanduan, dan kegelapan yang berasal dari dunia lain yang siap merobek batas realitas.