Film Abigail memulai ceritanya dengan misi yang tampak sederhana namun berisiko tinggi. Sekelompok enam penjahat yang beragam latar belakangnya – mulai dari mantan paramedis, detektif NYPD, peretas, penembak jitu, preman, hingga pengemudi – disewa untuk menculik seorang gadis kecil. Target mereka adalah Abigail, seorang penari balet muda. Mereka membawanya ke sebuah rumah mewah terpencil bernama Wilhelm Manor. Sang pemimpin kelompok, Lambert, memberi instruksi jelas: jaga Abigail selama 24 jam, dan mereka akan menerima bagian yang sama dari uang tebusan sebesar 50 juta dolar yang dijanjikan oleh ayah Abigail. Untuk menjaga kerahasiaan, semua anggota menggunakan nama samaran, agar tidak ada yang bisa mengidentifikasi satu sama lain.
Salah satu anggota, Joey, seorang mantan paramedis dan pecandu yang sedang dalam masa pemulihan, merasa tidak nyaman dengan misi ini, terutama karena melibatkan seorang anak kecil. Sebagai seorang ibu, Joey bersimpati pada Abigail dan berjanji akan melindunginya. Namun, perkataan Abigail mulai menimbulkan kejanggalan. Abigail mengatakan ayahnya tidak peduli padanya dan tidak akan membayar tebusan, bahkan meminta maaf atas apa yang akan terjadi pada Joey. Merasa terganggu oleh perkataan Abigail yang misterius, Frank, mantan detektif NYPD yang sinis, mengkonfrontasinya dengan kasar. Dari situlah mereka mengetahui identitas ayah Abigail: Kristof Lazaar, seorang penguasa kriminal yang legendaris dan sangat ditakuti di dunia bawah.
Situasi semakin memburuk ketika Dean, sang pengemudi, turun ke ruang bawah tanah dan diserang oleh sesuatu yang tak terlihat. Sammy, si peretas, yang menyelidiki teriakan Dean, menemukan mayat Dean yang sudah tanpa kepala. Kelompok itu mulai menyadari bahwa mereka tidak sendirian di rumah itu, dan yang lebih parah, sistem keamanan rumah membuat mereka tidak bisa keluar. Panik melanda saat mereka mencari jalan keluar, namun Rickles, mantan penembak jitu Marinir, tewas dalam serangan brutal. Terdesak, mereka menghadapi Abigail untuk mendapatkan penjelasan. Saat itulah kebenaran mengerikan terungkap: Abigail berubah wujud, menunjukkan bahwa dia adalah seorang vampir, dan dialah Valdez, algojo legendaris Kristof Lazaar.
Frank sempat menembak Abigail, tetapi lukanya pulih seketika. Upaya mereka menggunakan bawang putih, salib, dan benda-benda lain yang dipercaya dapat menangkal vampir sama sekali tidak efektif. Kecepatan dan kekuatannya yang luar biasa memungkinkan dia dengan mudah mengalahkan mereka dan mencegah mereka menusuk jantungnya. Abigail menggigit Sammy, namun Joey berhasil melumpuhkannya dengan obat bius (tranquilizer) dan menguncinya dalam sangkar.
Setelah sadar, Abigail yang ternyata telah hidup berabad-abad mengungkapkan bahwa dia mengetahui identitas asli mereka semua. Dia mengakui bahwa dialah yang mengatur penculikan ini melalui Lambert, tujuannya adalah membunuh mereka semua karena mereka pernah merugikan ayahnya, Lazaar, di masa lalu. Joey menyimpulkan bahwa Abigail telah membunuh banyak musuh ayahnya sebagai upaya sia-sia untuk mendapatkan cinta dan pengakuan dari Lazaar. Abigail dengan mudah meloloskan diri dari kurungannya dan menyerang Frank. Namun, Joey berhasil memaparkan Abigail ke sinar matahari, yang sangat melukainya. Dengan matahari terbenam yang hanya tinggal beberapa jam lagi, kelompok itu berpisah untuk mencari jalan keluar, tetapi Sammy, yang telah tergigit, berubah menjadi vampir budak Abigail dan membunuh Peter. Abigail memaksa Sammy menari, lalu menyerang Frank dan Joey, yang memaksa Joey menghancurkan Sammy dengan memantulkan sinar matahari.
Lambert kemudian memancing Frank dan Joey ke ruang keamanan tersembunyi, di mana dia mengakui bahwa Abigail telah mengubahnya menjadi vampir bertahun-tahun lalu karena dia membantu Frank menghindari kemarahan Lazaar. Frank memutuskan untuk membiarkan Lambert mengubahnya menjadi vampir agar mereka bisa bekerja sama membunuh Abigail dan Lazaar. Namun, setelah transformasinya, Frank malah membunuh Lambert karena merasa dijebak. Frank yang kini menjadi vampir menyerang Abigail, mengalahkannya, dan menghisap darahnya, membuatnya melemah. Terpojok, Joey meninggalkan pesan suara untuk putranya, meminta maaf atas ketidakhadirannya selama bertahun-tahun. Frank, yang mabuk kekuasaan barunya, menggigit Joey, berniat mengubahnya menjadi budaknya dan memaksanya membunuh Abigail, dan bahkan putranya kelak. Namun, Joey tidak berubah, kemungkinan karena Frank masih belum berpengalaman dengan kemampuan vampirnya. Melihat ini, Joey dan Abigail yang melemah justru bekerja sama melawan Frank dan akhirnya berhasil membunuhnya.
Abigail mendorong Joey untuk pergi dan kembali hadir dalam kehidupan putranya. Namun, Lazaar tiba di manor tersebut. Lazaar mengancam Joey, tetapi Abigail membelanya, menekankan bahwa Joey hadir untuknya saat dia membutuhkannya, tidak seperti Lazaar. Meskipun Lazaar awalnya marah, demi putrinya Abigail, dia akhirnya mengalah dan membiarkan Joey yang berlumuran darah dan babak belur pergi meninggalkan rumah itu.
