Kisah “Relyebo” berpusat pada Elias, seorang satpam yang menjalani kehidupan rumah tangga yang tampak biasa saja bersama istrinya. Rutinitasnya yang monoton di tempat kerja mendadak terusik oleh kehadiran seorang penyewa baru di gedung apartemen tempat ia bertugas. Wanita tersebut, yang oleh Elias secara diam-diam dipanggil “Ms. F,” memancarkan aura seksi dan misterius yang langsung menarik perhatian Elias. Interaksi singkat dan kasual mereka di lift atau lobi apartemen sudah cukup untuk memicu fantasi liar dalam benak Elias.
Ketertarikan Elias pada Ms. F berkembang menjadi obsesi yang semakin dalam. Ia mulai membayangkan skenario-skenario erotis tentang wanita tersebut, memenuhi pikirannya dengan fantasi seksual yang tak terpuaskan. Elias terperangkap dalam dunianya sendiri, dunia fantasi yang dibangun di atas hasrat terpendam dan rasa penasaran yang membara. Penonton diajak untuk mengintip ke dalam pikiran Elias, menyaksikan bagaimana fantasinya semakin menguasai dirinya dan menjauhkannya dari realitas kehidupan sehari-harinya.
Film ini tidak hanya menampilkan fantasi Elias, tetapi juga bagaimana fantasi tersebut mulai merasuk ke dalam tindakan nyata. Rasa penasaran dan dorongan seksual yang kuat membuat Elias bertindak di luar batas kewajaran. Ia mulai melakukan hal-hal ekstrem demi mewujudkan fantasi seksualnya, melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang suami dan mempertaruhkan kehidupannya serta rumah tangganya. Perlahan tapi pasti, obsesi seksual ini membawa Elias ke jalur yang berbahaya, mengancam untuk menghancurkan segala yang telah ia bangun.
“Relyebo” menawarkan eksplorasi tema hasrat terlarang dan konsekuensi dari obsesi seksual yang tak terkendali. Film ini menggambarkan bagaimana fantasi yang awalnya hanya bermain di pikiran bisa mengambil alih kendali dan mendorong seseorang melakukan tindakan ekstrem. Alur cerita yang dibangun cukup sederhana namun mampu menciptakan ketegangan dan rasa penasaran tentang sejauh mana Elias akan melangkah untuk memuaskan fantasinya. Adegan-adegan steamy dan eksplisit dalam film ini dihadirkan untuk mendukung narasi cerita, menggambarkan intensitas hasrat dan obsesi yang dialami karakter utama.